REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tiba di India untuk memperkuat momentum baru hubungan antara dua negara, dengan memperdalam hubungan perdagangan, investasi, dan pertahanan.
Kunjungan tiga hari ini merupakan kunjungan pertama perdana menteri Australia ke India sejak 2017. Dilakukan beberapa hari sebelum kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Negeri Sakura juga anggota kelompok empat negara yang bertujuan menahan pengaruh Cina di kawasan Pasifik yang dikenal 'Quad'.
Quad terdiri atas Amerika Serikat (AS), India, Australia, dan Jepang. Australia akan menjadi tuan rumah pertemuan kepala negara anggota Quad tahun ini.
"India dan Australia berbagi hubungan yang hangat dan bersahabat berdasarkan kesamaan nilai dan prinsip demokrasi. Kemitraan Strategis dua negara naik menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif pada Juni 2020," kata Kementerian Luar Negeri India dalam pernyataannya, Rabu (8/3/2023).
"Kunjungan Perdana Menteri Albanese diharapkan memberikan momentum lebih lanjut pada Kemitraan Strategis Komprehensif," kata kementerian.
Di Sydney, Selasa (7/3/2023), Albanese mengatakan, Australia ingin perdagangan antara dua negara lebih beragam. "Dan variasi yang lebih banyak pada apa yang kami perdagangankan, artinya ekonomi kami lebih kuat dan aman," katanya.
Tahun lalu, dua negara menandatangani perjanjian perdagangan bebas, yang dinamakan Kesepakatan Dagang dan Kerjasama Ekonomi (ECTA). Perjanjian perdagangan pertama India dengan negara maju dalam satu dekade terakhir itu menghilangkan cukai pada 96 persen ekspor India ke Australia dan 85 persen ekspor Australia ke India.
Namun, negosiasi soal ukuran Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif mengalami kebuntuan selama 10 tahun. Pembahasan mengenai hal itu dimulai pada tahun 2011 tapi terhenti pada tahun 2016 saat negosiasi menglaami kebuntuan.
Negosiasi dilanjutkan pada tahun 2021 tapi kesepakatan terbukti sulit dicapai. Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia Don Farrell ikut dalam delegasi Albanese dan kunjungan itu diharapkan membuka peluang mempercepat kesepakatan ambisius itu.
Perdagangan bilateral pada tahun 2021 sekitar 27,5 miliar dolar AS dan India mengatakan dengan ECTA dalam lima tahun ke depan dapat hampir dua kali lipat, sekitar 50 miliar dolar.
Kunjungan Albanese dimulai di Kota Ahmedabad, di kampung halaman Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat. Dua pemimpin itu akan menonton pertandingan kriket di Stadion Modi.
Ia kemudian terbang ke Mumbai di mana ia menjadi pemimpin asing pertama yang naik kapal induk produksi India, INS Vikrant. Angkatan Laut India sudah mengoperasikan kapal induk itu pada bulan September lalu.
Pembicaraan Albanese dan Modi akan digelar di New Delhi pada Jumat (10/3/2023). Mantan komisioner India untuk Australia Navdeep Suri mengatakan perdagangan, investasi, pertahanan, pendidikan dan rantai pasokan mineral penting merupakan aspek penting dalam hubungan dua negara.
Suri memuji kehadiran delegasi bisnis Australia dalam rombongan Albanese. Mereka akan mengikuti forum CEO Australia-India.
"Ini bukan hanya tentang perjanjian perdagangan bebas, tapi juga tentang investasi, perusahaan Australia saya yakin sungkan berinvestasi di India, hal yang juga berlaku pada dana pensiun Australia," kata Suri.
Suri mengatakan hubungan dua negara penting dalam konteks Quad.
Menteri-menteri luar negeri Quad menggelar pertemuan di Delhi pekan lalu. Tanpa menyebut Cina, mereka mengecam semakin memanasnya ketegangan di laut timur dan selatan Cina, dan militerisasi di perairan-perairan yang disengketakan tersebut.
Empat angkatan laut Quad dijadwalkan menggelar latihan gabungan pada Agustus mendatang. Australia akan menjadi tuan rumah latihan tahunan pertama Malabar itu.
"Saat ini Quad muncul sebagai suara yang cukup signifikan untuk melawan ancaman yang kami terima, bila kami ingin mengurangi ketergantungan kami dan ketergantungan dunia pada Cina, maka bekerja sama menjadi penting," kata Suri.