Kamis 09 Mar 2023 16:09 WIB

UAD Bekali Guru Keterampilan Mengekspresikan Diri Lewat Puisi

Pelatihan yang dilakukan sejak Februari 2023 lalu diikuti sebanyak 34 guru.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
 Pelatihan membuat karya seni yang dilakukan UAD di SD Negeri 1 Bantul.
Foto: Dokumen
Pelatihan membuat karya seni yang dilakukan UAD di SD Negeri 1 Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta membekali guru untuk mengekspresikan diri lewat karya seni. Hal ini dilakukan dengan menggelar pelatihan membuat karya seni dalam hal ini puisi yang dikemas dalam program pengabdian non-reguler di Dusun Mandingan, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, DIY.

Pelatihan tersebut digelar dengan melibatkan puluhan guru di SD Negeri 1 Bantul. Pelatihan ini dinilai penting mengingat tuntutan pendidikan saat ini tidak hanya mengharuskan guru hadir sebagai pengajar yang cerdas dan pendidik yang handal, namun guru juga dituntut untuk kreatif dalam segala hal.

"Biasanya workshop guru diselenggarakan berkaitan dengan proses pembelajaran. Kali ini lebih memberi bekal kepada guru agar mampu mengekspresikan diri melalui karya seni, lebih khusus berkreasi dalam membuat karya puisi," kata Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bantul, Umi Fatonah.

Melalui pelatihan tersebut, diharapkan dapat memunculkan guru-guru yang cerdas, kreatif, dan humanis. Saat pelatihan digelar di sekolah itu, Fatonah pun mengimbau seluruh guru yang ada berpartisipasi.

"Melalui workshop ini, saya meminta guru-guru berbincang dengan nuraninya, mengungkap kehalusan budinya, dan mengungkapnya dalam wujud puisi," ujar Fatonah.

Dosen Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi UAD, Dedi Pramono mengatakan, pelatihan diselenggarakan dalam dua tahap. Tahap pertama yakni pemaparan materi dan contoh yang dilakukan selama dua.

Materi yang diberikan yakni berupa contoh puisi lama dan puisi modern, termasuk strategi pembuatan puisi. Sedangkan, tahap kedua yakni tahap penulisan puisi yang dilakukan peserta dan konsultasi secara daring.

 

Pelatihan yang dilakukan sejak Februari 2023 lalu diikuti 34 guru. Dalam waktu kurang lebih dua pekan, terkumpul sebanyak 58 karya dari peserta yang mengikuti pelatihan, dengan rincian tiga merupakan pantun dan 55 merupakan puisi modern.

"Saya bangga dan terenyuh dengan kepedulian para guru dalam mengikuti workshop (pelatihan). Semua antusias dan gembira, bahkan hasilnya jauh di atas harapan," kata Dedi yang juga pemateri dalam pelatihan tersebut.

Tiga pantun yang dibuat, merupakan pantun empat seuntai yang berisi nasihat tentang semangat belajar. Sedangkan, puisi modern yang ditulis ada yang berupa puisi ode, yakni berbentuk sanjungan terhadap pahlawan nasional, pahlawan dalam alam khayal, orang tua, dan perjuangan guru. "Puisi hasil karya para guru banyak tampil dalam bentuk romansa," jelas dia.

Jumlah karya yang dihasilkan dari pelatihan ini merupakan yang terbesar yang pernah diperoleh setelah pihaknya melakukan pelatihan. Pasalnya, kata Dedi, biasanya hanya diperoleh karya sekitar 10 puisi dari pelatihan yang sudah dilakukan kepada guru sebelumnya.

"Hasil workshop penulisan puisi pada guru SD Negeri 1 Bantul patut dibanggakan dari segi kuantitas. Semoga dalam segi kualitas juga tidak kalah dengan para penulis sastra Indonesia yang sudah mapan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement