REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman dari Arab Saudi menyetujui distribusi satu juta salinan Alquran di luar negeri selama bulan Ramadhan pada Ahad (5/3/2023).
Dilansir Arab News, pekan lalu, salinan Alquran disebarkan dengan berbagai ukuran dan terjemahan kitab suci dalam lebih dari 76 bahasa. Salinan yang dicetak oleh Kompleks Percetakan Alquran Raja Fahd di Madinah itu, akan diberikan ke pusat-pusat Islam di 22 negara.
Menteri Urusan Islam, Panggilan dan Bimbingan Sheikh Abdullatif bin Abdulaziz Al Al-Sheikh mengatakan persiapan untuk mengirimkan salinan kitab suci untuk menjamin mereka akan tiba tepat waktu untuk Ramadhan telah dimulai.
Tak hanya menyebarluaskan salinan Alquran sebagai bagian dari dakwah, sebelumnya Saudi menyelenggarakan Biennale Seni Islam di terminal haji di Jeddah yang menampilkan artefak dari belasan lembaga yang dihormati. Salah satu sorotan adalah Republik Uzbekistan.
Tim Uzbek mengukir bagian yang indah dan tak terpisahkan dalam Islamic Arts Biennale dengan menampilkan 17 etnografi dan tekstil periode Islam. Koleksi yang dipamerkan berasal dari State Museum of Arts of Uzbekistan, State Museum of History of Uzbekistan, Samarkand Museum-Reserve, serta buku asli Al-Jami as-Sahib karya Imam al Bukhari. Tapi yang terpenting, permata sejati adalah dua halaman yang dapat dibaca dari salah satu Alquran Uzbekistan tertua. Mereka tampil perdana di dunia di Islamic Arts Biennale.
Alquran Katta Langar dari abad kedelapan adalah salah satu manuskrip tertua di Dunia Islam dan dinamai dari sebuah desa Uzbekistan. Alquran memiliki tempat yang signifikan dalam eksposisi ini, karena 13 halaman baru-baru ini direstorasi atas kerja sama dari spesialis Museum Louvre di Paris.
Di Islamic Arts Biennale, empat halaman tersebut akan dipamerkan, dua di antaranya akan dilihat oleh publik untuk pertama kalinya. Pameran tersebut akan berlangsung hingga (23/4/2023).