REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan dunia digital saat ini telah merambah hingga ke seluruh aspek kehidupan dan telah mengubah tatanan sosial, termasuk dunia perpustakaan. Saat ini, perpustakaan harus melakukan perubahan mendasar dalam aspek layanan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang lebih optimal di era digital.
Sebagai kampus digital kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar pelatihan pengolahan perpustakaan di era digital, di Rektorat Universitas BSI, Kamis (23/2/2023) lalu. Kepala seksi Dikmen Dr Saryono mengatakan bahwa acara ini dihadiri oleh perwakilan lima sekolah yaitu SMAN 68, SMAN 30, SMAN 5, SMAN 7 dan SMAN 77.
“Saat ini sekolah sudah memiliki aplikasi slims dalam pengolahan perpustakaannya dan selanjutnya kami berharap perpustakaan di wilayah DKI Jakarta khususnya di wilayah 2 ini bisa sudah memiliki sebuah aplikasi dalam pengelolaan perpustakaan,” ujar Saryono, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/3/2023).
Plt Kepala Sudin Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Pusat Badariyah mengatakan, dalam pengembangan perpustakaan di era digital dibutuhkan kolaborasi dan inovasi beberapa stekholder. Pada tahun ini Sudin wilayah 2 menargetkan inovasi untuk pemerataan penggunaan aplikasi perpustakaan khususnya SMA dapat diakses oleh siswa, guru dan kepala perpustakaan.
"Serta diharapkan dengan pelatahan ini dapat memberikan gambaran pengolahan perpustakaan di era digital saat ini,” ungkap Badariah.
Sementara itu, Syamsul Bahri selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Akuntansi Universitas BSI mengatakan perubahan konsep dalam tata kelola perpustakaan menjadi lebih maju. “Walaupun di era digital keberadaan perpustakaan konvensional tetap masih dibutuhkan, akan tetapi harus memiliki konsep yang berbeda dimana di era saat ini dibuat senyaman mungkin yang menjadikan beda dengan perpustakaan dimasa lalu yang terkesan kuno dan menyeramkan sehingga menarik minat user untuk datang keperpustakaan bisa meningkat,” kata Syamsul.
Ria Indriani yang menjadi narasumber mengatakan, perpustakaan sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan minat baca siswa. Kemudian, juga sebagai literasi informasi serta kecerdasan bagi peserta didik dan tenaga pendidikan dalam rangka mendukung tujuan dari pendidikan nasional melalui pelayanan perpustakaan yang berkualitas.
“Tujuan tadi dapat diwujudkan dengan menciptakan model pelayanan yang optimal yang memadukan konsep perpustakaan digital dengan koleksi konvensional,” ujar Ria.
Disisi lain, Ade Suryadi yang juga sebagai narasumber menekankan bahwa dalam membangun sebuah aplikasi perpustakaan dibutuhkannya peran pustakawan dalam memberikan saran apa saja yang akan diolah dan pelayanan apa saja yang harus ada dalam sebuah aplikasi perpustakaan.
"Sebuah aplikasi dikatakan baik apabila, aplikasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakai dan terdapat banyak aplikasi perpustakaan yang open source saat ini yang memudahkan pengelolaan perpustakaan digital,” ujarnya.