Kamis 09 Mar 2023 16:33 WIB

Saham Inggris Dibuka Jatuh, Investor Ukur Prospek Kenaikan Bunga AS

Pelemahan FTSE didorong pernyataan terkait kenaikan suku bunga AS.

Pandangan umum Bursa Efek London di London, Inggris, 10 November 2020.
Foto: EPA-EFE/FACUNDO
Pandangan umum Bursa Efek London di London, Inggris, 10 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Saham Inggris jatuh pada awal perdagangan Kamis (9/3/2023 karena investor bersiap untuk kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan lebih lama dari Federal Reserve AS. Ekuitas pertambangan ternama menyeret indeks saham unggulan lebih rendah karena harga logam turun setelah dolar lebih kuat.

Indeks saham-saham unggulan atau blue chips FTSE 100 London merosot 0,5 persen pada pukul 08.19 GMT. Sementara, indeks saham-saham berkapitalisasi sedang atau mid-caps FTSE 250 kehilangan 0,6 persen.

Baca Juga

Semalam, Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali sikapnya bahwa bank sentral siap untuk menaikkan suku bunga dan berpotensi lebih cepat, jika data pekerjaan dan data inflasi AS menjamin. Dengan penentu suku bunga bank sentral Inggris masih terpecah antara jeda atau lebih banyak kenaikan, sikap Powell membuat investor mencoba untuk menilai kemungkinan yang terakhir, sebuah langkah yang biasanya negatif untuk aset-aset berisiko.

Rio Tinto adalah hambatan terbesar dalam indeks FTSE 100 karena penambang diperdagangkan tanpa kelayakan dividen. Jatuhnya harga bijih besi dan logam dasar membebani sektor yang lebih luas.

Saham Aviva terangkat 3,3 persen setelah perusahaan asuransi itu membukukan kenaikan laba operasi sebesar 35 persen, dan juga mengumumkan program pembelian kembali saham sebesar 300 juta pound (355,53 juta dolar AS).

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement