Kamis 09 Mar 2023 16:45 WIB

Turis Rusia Melancong ke Bali dan Phuket untuk Hindari Perang

Indonesia dan Thailand menjadi tempat favorit bagi turis Rusia untuk berlibur

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah turis asing mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm di Jalan Sunset Road, Kuta, Badung, Bali, Selasa (28/2/2023). Beberapa waktu terakhir,  warganet ramai membahas oknum turis asing yang berulah dan berkelakuan buruk di Bali.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah turis asing mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm di Jalan Sunset Road, Kuta, Badung, Bali, Selasa (28/2/2023). Beberapa waktu terakhir, warganet ramai membahas oknum turis asing yang berulah dan berkelakuan buruk di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan turis Rusia berbondong-bondong pergi ke sejumlah resor pantai di Asia Tenggara, di tengah meningkatnya invasi Rusia ke Ukraina yang telah berjalan selama satu tahun dan belum ada penyelesaian. Indonesia dan Thailand menjadi tempat favorit bagi turis Rusia untuk berlibur, karena memiliki resor pantai yang terkenal indah.

Biasanya turis Cina mendominasi tempat-tempat wisata di Asia Tenggara. Namun karena pandemi Covid-19 dan pembatasan ketat, jumlah kedatangan turis Cina menurun. Ekspektasi telah terpaku pada pasar Rusia yang cukup besar untuk mengisi kekosongan tersebut.

Baca Juga

Dampaknya sudah dirasakan di tempat-tempat yang bergantung pada turis, seperti Bali dan resor pulau Thailand.  Pada 2019, Thailand menerima 1,4 juta pengunjung Rusia, dan pada 2021, Rusia termasuk dalam tiga kelompok turis teratas berdasarkan kewarganegaraan, setelah Amerika Serikat dan Jerman.

Menurut angka Kementerian Pariwisata, pada Januari, Thailand menghitung sekitar 23.760 orang Rusia, dari total 133.903 kedatangan. Sejak invasi Ukraina, lebih dari 7.000 orang Rusia terjebak di lokasi-lokasi populer seperti Phuket, Koh Samui, Pattaya, dan Krabi. Ketika awal invasi, penerbangan ke Rusia dibatalkan dan mereka tidak mampu membayar tagihan dengan mata uang rubel yang nilainya terjun bebas. Selain itu, bank-bank Rusia terputus dari  sistem keuangan dunia, SWIFT.

"Kami telah meminta hotel untuk menurunkan harga dan memperpanjang masa tinggal mereka," kata Presiden Asosiasi Pariwisata Phuket, Bhummikitti Ruktaengam, dilaporkan The Telegraph, pada Maret 2022 lalu.

Ketika awal invasi, Pemerintah Thailand juga telah menawarkan untuk memperpanjang visa pengunjung secara gratis. Pemerintah Thailand memperdebatkan gagasan untuk menawarkan tempat berlindung bagi orang Ukraina dan Rusia, termasuk memungkinkan penggunaan cryptocurrency sebagai sistem pembayaran alternatif.

Di Bali, jumlah turis Rusia mengambil alih turis Australia pada tahun pertama pandemi sebagai sumber wisatawan terbesar. Tercatat sekitar 68 ribu warga Rusia terbang ke Bali pada 2020. Turis Rusia termasuk kelompok pertana yang datang ke Bali ketika perbatasan dibuka kembali secara parsial pada 2021.

Sementara menurut data imigrasi Indonesia, hingga September 2022 lebih dari 14.500 orang Rusia dan lebih dari 3.000 orang Ukraina telah memasuki Bali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement