Kamis 09 Mar 2023 18:21 WIB

Gabung AS, Belanda Batasi Ekspor Semikonduktor Ke Cina

AS pada Oktober memberlakukan pembatasan ekspor pada pengiriman alat pembuat chip.

Foto yang diambil saat tur pers memperlihatkan karyawan yang bekerja di pabrik Jabil yang memproduksi PCB (papan sirkuit tercetak) dan komponen elektronik lainnya, di Wuxi, China, 21 Februari 2023. AS pada Oktober memberlakukan pembatasan ekspor besar-besaran pada pengiriman alat pembuat chip Amerika ke China.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Foto yang diambil saat tur pers memperlihatkan karyawan yang bekerja di pabrik Jabil yang memproduksi PCB (papan sirkuit tercetak) dan komponen elektronik lainnya, di Wuxi, China, 21 Februari 2023. AS pada Oktober memberlakukan pembatasan ekspor besar-besaran pada pengiriman alat pembuat chip Amerika ke China.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Pemerintah Belanda pada Rabu (8/3/2023) mengatakan pihaknya merencanakan pembatasan baru pada ekspor teknologi semikonduktor untuk melindungi keamanan nasional. Belanda bergabung dengan upaya AS untuk mengekang ekspor chip ke China.

Pengumuman tersebut menandai langkah konkret pertama oleh Belanda untuk mengadopsi aturan yang didesak oleh Washington untuk melumpuhkan industri pembuatan chip China dan memperlambat kemajuan militernya.

Baca Juga

AS pada Oktober memberlakukan pembatasan ekspor besar-besaran pada pengiriman alat pembuat chip Amerika ke China. Tetapi agar pembatasan tersebut efektif, diperlukan pemasok utama lainnya di Belanda dan Jepang, yang memproduksi teknologi pembuatan chip utama, untuk menyetujuinya. 

Negara-negara sekutu telah melakukan pembicaraan tentang masalah ini selama berbulan-bulan.

Menteri Perdagangan Belanda Liesje Schreinemacher mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah surat kepada parlemen. Ia mengatakan pembatasan akan diberlakukan sebelum musim panas.

Suratnya tidak menyebutkan China, mitra dagang utama Belanda, juga tidak menyebut ASML Holding NV ASML.AS, perusahaan teknologi terbesar di Eropa dan pemasok utama produsen semikonduktor. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement