REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Asakir mentakhrij dari Julhumah bin Arfathah, ia berkata, "Ketika aku tiba di Makkah, orang-orang sedang dilanda musim paceklik. Orang-orang Quraisy berkata, 'wahai Abu Thalib, lembah sedang kekeringan dan kemiskinan melanda, marilah kita berdoa meminta hujan'."
Maka Abu Thalib keluar bersama seorang anak kecil yang seolah-olah wajahnya adalah matahari yang membawa mendung, yang menampakan awan sedang berjalan pelan-pelan.
Di sekitar Abu Thalib juga ada beberapa anak kecil lainnya. Abu Thalib memegang anak kecil itu dan menempelkan punggungnya ke dinding Kabah. Jari-jemari Abu Thalib memegangi anak itu.
Kemudian, langit yang tadinya bersih dari mendung, tiba-tiba saja mendung itu datang dari segala penjuru. Kemudian menurunkan hujan yang sangat deras, sehingga lembah-lembah terairi dan ladang-ladang menjadi subur.