Kamis 09 Mar 2023 19:27 WIB

PM Yunani Minta Maaf Atas Kecelakaan Kereta Api Paling Mematikan

PM Yunani berjanji akan memperbaiki kekurangan di sektor kereta api

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Tabrakan Kereta Api di Yunani
Foto: Reuters
Tabrakan Kereta Api di Yunani

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada Kamis (9/3/2023) meminta maaf atas kecelakaan kereta api yang menewaskan 57 orang. Dia berjanji untuk memperbaiki kekurangan di sektor kereta api dan memberikan dukungan keuangan bagi keluarga korban.

"Saya ingin mengulangi permintaan maaf publik atas nama mereka yang memerintah negara selama bertahun-tahun, dan terutama secara pribadi. Saya memikul tanggung jawab," kata Mitsotakis dalam rapat kabinet.

Baca Juga

Sebuah kereta penumpang yang membawa 350 orang bertabrakan dengan kereta kargo di Yunani tengah pada 28 Februari. Tragedi ini menjadi bencana kecelakaan kereta api paling mematikan di Yunani.

Kecelakaan itu telah memicu kemarahan dan protes publik terhadap sistem politik yang telah berulang kali mengabaikan seruan serikat pekerja kereta api untuk memasang dan memelihara sistem keamanan digital. Mereka juga telah menyerukan untuk mempekerjakan lebih banyak staf.

Pada Rabu (8/3/2023) puluhan ribu orang menggelar unjuk rasa besar-besaran di luar parlemen di Athena, Kota Thessaloniki, dan kota-kota lain di seluruh Yunani. Ini adalah demonstrasi jalanan terbesar yang dihadapi pemerintah konservatif sejak terpilih pada 2019. Pemerintah menyatakan kecelakaan itu karena kesalahan manusia. Tetapi di sisi lain, pemerintah juga mengakui kekurangan terutama karena kurangnya investasi dan warisan dari krisis utang Yunani.

Pada Kamis, Mitsotakis menguraikan prioritas pemerintahnya termasuk penyelidikan transparan tentang penyebab kecelakaan itu dan memberi kompensasi kepada keluarga korban.

Dia mengatakan, lebih dari 270 juta euro akan diinvestasikan dalam reformasi perkeretaapian. Dia juga berjanji untuk mempekerjakan lebih banyak staf dan meningkatkan keselamatan dengan memasang sistem kontrol digital di sepanjang jaringan perkeretaapian pada akhir Agustus.

"Kami bersama-sama dalam persidangan ini. Penting untuk memberi ruang pada kesedihan dan kemarahan. Tapi kita tidak boleh membiarkannya menjadi percikan yang akan menyebabkan perpecahan," kata Mitosakis tepat sebelum unjuk rasa yang direncanakan oleh mahasiswa di Athena.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement