REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (Perumda PAM Jaya) mengakui, masih banyak warga Jakarta, khususnya di kawasan pesisir yang belum mendapatkan akses air bersih. PAM Jaya memastikan akan melakukan perluasan cakupan pelayanan air hingga mencapai keseluruhan di Ibu Kota.
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya mengalami berbagai tantangan dalam pengelolaan air bersih di Jakarta mulai dari ketersediaan air baku hingga penurunan tanah. Dia ingin mengatasi berbagai tantangan itu. Terlebih telah resmi mengambil alih 100 persen sebagai pengelola air bersih di Jakarta pada 2 Februari 2023.
"Tantangan yang dihadapi PAM JAYA saat ini adalah ketersediaan sumber air baku, polusi dan bencana air, penurunan tanah, dan pengolahan limbah yang buruk," kata Arief di kawasan Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2023).
Dengan beragam tantangan tersebut, PAM Jaya mencatat, pelayanan air perpipaan di Jakarta baru mencapai 65,85 persen. Angka tersebut mencakup sebanyak 913.913 pelanggan dengan kapasitas produksi sebanyak 20.082 liter per detik (lpd).
"Kami menargetkan 100 persen cakupan pelayanan air perpipaan pada 2030. Untuk memenuhi target tersebut, PAM Jaya menambah kapasitas produksi hingga 10.900 liter per detik serta perluasan jaringan pipa hingga 4.500 kilometer. Dua hal itu akan menambah jumlah pelanggan sebanyak 1,1 juta, sehingga mencapai target dua juta," terangnya.
Arief melanjutkan, pihaknya akan memulai pekerjaan konstruksi pembangunan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I dan Karian-Serpong, pembangunan IPA Buaran 3, SPAM Pesanggrahan, dan Ciliwung, serta pencarian sumber air curah baru. Selain itu, PAM Jaya juga melakukan pembangunan dan penempatan penampungan air (reservoir) bagi wilayah yang kesulitan akan akses air.
"Pada tahun ini, PAM JAYA mulai melakukan sosialisasi penampungan air bagi pelanggan serta sosialisasi konstruksi pembangunan SPAM di DKI Jakarta," kata Arief.