REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Denpasar, Bali dapat beroperasi penuh pada Juni 2023. Ketiga TPST tersebut yaitu Kesiman Kertalangu, Taman Hutan Raya (Tahura), dan Padangsambian Kaja bakal menjadi percontohan untuk pembangunan 52 TPST lainnya di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar dan tempat tujuan pariwisata.
"Terus terang saja, saya sudah datang ke sini (TPST Kesiman Kertalangu) tiga kali dan ini tadinya harus selesai sebelum G20, tetapi sekarang baru selesai dan peak (puncaknya) nanti baru Juni 2023. Sekarang ini, baru beroperasi 60-70 persen," kata Luhut selepas meninjau lokasi TPST Kesiman Kertalangu di Denpasar, Bali, Kamis (9/3/2023).
Ia menjelaskan, TPST di Denpasar belum beroperasi penuh karena terhambat pengalaman. Ini mengingat pembangunan TPST membutuhkan teknologi pengelolaan sampah tingkat lanjut karena sampah bakal diolah menjadi pupuk, kompos, pelet, dan bahan bakar (refused-derived fuel/RDF).
"Yang menghambat ya pengalaman kita," kata Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Marves juga berharap tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang dipakai di tiga TPST itu dapat lebih dari 60 persen.
"Ini TKDN-nya saya harap bisa lebih dari 60 persen karena akan bisa difabrikasi di mana-mana dan di beberapa industri dalam negeri. Itu akan menunjukkan kedaulatan kita dalam bidang teknologi dan pengelolaan sampah yang menjadi tren dunia saat ini," kata Luhut.
Jika beroperasi penuh, tiga TPST di Denpasar dapat mengolah 1.020 ton sampah per harinya, dengan rincian Kesiman Kertalangu 450 ton, Taman Hutan Raya 450 ton, dan Padangsambian Kaja 120 ton. Keberadaan tiga TPST itu menjadi penting karena akan menggantikan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Suwung di Denpasar yang akan ditutup total pada tahun ini.
TPA Suwung saat ini merupakan salah satu tempat penampungan sampah terbesar di Bali yang menampung limbah dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Tempat pembuangan akhir itu berdiri di atas lahan seluas 32 hektare dan telah beroperasi sejak 1980-an. Tiap harinya, TPA Suwung menampung kurang lebih 1.200 ton sampah per hari.
Limbah rumah tangga yang dibuang ke TPA Suwung saat ini menumpuk hingga membentuk gunungan sampah sebagaimana yang ada di TPST Bantar Gebang, Bekasi. "TPA Suwung kami harap dalam beberapa waktu ke depan semua sudah kita tutup. Kemampuan tiga TPST sekarang ini 1.020 ton dan itu bisa ditingkatkan sampai 1.500 ton," kata Luhut.
Ia menyampaikan, di Kabupaten Badung juga ada satu TPST yang dapat mengolah 350 ton sampah per hari. TPST di Badung itu juga akan menjadi pengganti TPA Suwung bersama tiga TPST di Denpasar.