Kamis 09 Mar 2023 23:27 WIB

78 Kejadian Bencana di Kabupaten Sukabumi, Angin Kencang Mendominasi

Puluhan rumah di Sukabumi mengalami kerusakan akibat bencana pada Februari 2023.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kejadian bencana.
Foto: istimewa
(ILUSTRASI) Kejadian bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Pada Februari 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mendata total 78 kejadian bencana. Kejadian angin kencang dilaporkan paling banyak terjadi.

“Bencana angin kencang atau puting beliung dan tanah longsor masih menjadi penyumbang terbesar kasus kejadian di Februari lalu,” kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Kamis (9/3/2023).

Menurut Daeng, pada Februari lalu terdata 41 kejadian angin kencang dan 27 kejadian longsor. Selain itu, terdata tiga kejadian banjir, satu kejadian gempa bumi, satu kejadian pergerakan tanah, serta lima kejadian bencana lainnya.

Daeng mengatakan, kejadian bencana itu tersebar di 24 kecamatan. Di antaranya di wilayah Kecamatan Cicurug, Nagrak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Cibadak, Gunungguruh, Sukabumi, Parakansalak, Caringin, dan Cicantayan.

Kemudian di wilayah Kabandungan, Gegerbitung, Bojonggenteng, Cisolok, Surade, Cibitung, Cikidang, Sukalarang, Ciracap, Ciambar, Kadudampit, serta di wilayah Parungkuda. “Dari 24 kecamatan itu, kasus bencana paling banyak terjadi di Kecamatan Cicurug, dengan sepuluh kejadian, dan disusul Nagrak, yakni delapan kejadian,” kata Daeng.

Menurut Daeng, kejadian bencana pada Februari berdampak terhadap 64 kepala keluarga (KK) atau 202 jiwa. Dilaporkan ada lima warga yang mengalami luka-luka.

Daeng mengatakan, kejadian bencana juga mengakibatkan 58 rumah warga mengalami kerusakan. Dengan perincian 11 rumah mengalami kerusakan kategori berat, 19 rumah rusak sedang, dan 28 rumah rusak ringan. Selain itu, ada 11 rumah yang kondisinya dinilai terancam bencana.

Dilaporkan juga ada 36 unit fasilitas umum dan sosial yang mengalami kerusakan akibat bencana. Secara keseluruhan, menurut Daeng, nilai kerugian akibat bencana pada Februari diperkirakan mencapai sekitar Rp 1,3 miliar.

Daeng mengatakan, pada awal Maret ini sudah terjadi beberapa kali kejadian bencana di Kabupaten Sukabumi, seperti longsor. Ia mengimbau masyarakat selalu waspada, apalagi masih ada potensi hujan deras dan angin kencang.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement