Jumat 10 Mar 2023 08:05 WIB

Australia Diperkirakan akan Beli Lima Kapal Selam Tenaga Nuklir AS

Australia akan membeli lima kapal selam nuklir kelas Virginia AS pada tahun 2030.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kapal selam AS bertenaga nuklir, USS Michigan.
Foto: Reuters
Kapal selam AS bertenaga nuklir, USS Michigan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Empat pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan Australia akan membeli lima kapal selam nuklir kelas Virginia AS pada tahun 2030. Kesepakatan ini bagian dari perjanjian pertahanan antara Washington, Canberra dan London.

Salah satu pejabat mengatakan perjanjian yang dinamakan AUKUS itu memiliki beberapa tahap. Salah satunya kunjungan kapal selam AS  ke pelabuhan Australia dalam beberapa tahun ke depan dan pada akhir 2030 kapal selam kelas baru yang dirancang Inggris dan dibangun AS.

Presiden AS Joe Biden akan menjadi tuan rumah bagi Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam pertemuan AUKUS di San Diego, Senin (13/3/2023) mendatang. Para pemimpin akan memetakan jalan dalam penyediaan kapal selam tenaga nuklir dan senjata berat lainnya ke Australia.

Cina mengecam upaya aliansi Barat melawan pengembangan militer, tekanan pada Taiwan dan pengerahan militer Cina ke Laut Cina Selatan.

Pada Kamis (9/3/2023) dua pejabat AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan setelah kunjungan tahunan ke pelabuhan pada tahun 2027 AS akan mengerahkan beberapa kapal selam ke Western Australia. Pada awal 2030 Australia akan membeli tiga kapal selam kelas Virginia dengan opsi membeli dua lagi.

AUKUS diperkirakan proyek pertahanan terbesar Australia dan membuka lapangan pekerjaan di tiga negara yang terlibat di dalamnya.

Australia memiliki enam armada kapal selam kelas Collins tenaga konvensional yang masa operasinya diperpanjang hingga 2036. Kapal selam nuklir dapat berada di bawah laut lebih lama dibandingkan kapal selam konvensional dan lebih sulit dideteksi.

Para pejabat AS tidak menjelaskan lebih rinci rencana kapal selam kelas baru. Termasuk spesifikasi lokasi produksinya.

Pentagon merujuk pertanyaan seputar perjanjian itu ke Gedung Putih yang menolak mengkonfirmasi informasi yang belum diumumkan. Kedutaan Besar Inggris di Washington tidak memberikan komentar tapi mengatakan Sunak akan datang ke AS untuk pembicaraan AUKUS.

Kedutaan Besar Australia di Washington tidak menanggapi permintaan komentar. AUKUS diumumkan pada tahun 2021, setelah AS dan Inggris sepakat menyediakan teknologi dan keterampilan membangun kapal selam tenaga nuklir ke Australia sebagai upaya gabungan menghadapi ancaman Cina di kawasan Indo-Pasifik.

Namun kesepakatan mengenai cara tiga negara dalam mencapai tujuan itu belum tercapai.

Seorang sumber dari Kongres mengatakan beberapa pekan terakhir pemerintah memberikan pengarahan seputar AUKUS pada Kongres AS untuk menarik dukungan pada perubahan undang-undang yang diperlukan memperlancar pengiriman teknologi propulsi nuklir dan sistem sonar yang sangat dilindungi yang akan dipasang di kapal selam Australia.

Sumber mengatakan dalam lima tahun kedepan pekerja Australia akan datang ke penggalangan kapal selam AS untuk mengamati dan berlatih. Pelatihan ini akan menguntungkan produksi kapal selam AS yang kekurangan tenaga kerja.

Belum diketahui bagaimana pembelian ini akan berdampak pada akuisisi kapal selam Angkatan Laut AS beberapa tahun kedepan.

Tahun lalu Badan Penelitian Kongres AS merilis rencana pembangunan kapal selam Angkatan Laut dalam 30 tahun ke depan. Dalam laporan itu diperkirakan laju produksi kapal selam sekitar 1,76 sampai 2,24 per tahun dan armada akan tumbuh antara 60 sampai 69 kapal pada tahun 2052.

Produsen kapal selam kelas Virginia, General Dynamics Corp akan mengirimkan 17 kapal selam hingga 2032. Hingga saat ini hanya lima negara yang diakui Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) memiliki kapal selam tenaga nuklir, yaitu AS, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement