REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Bulan ini termasuk bulan yang istimewa dalam Islam. Karena, bulan Syaban adalah bulannya Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda, "Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku." (HR Imam as-Suyuthi).
Tak hanya itu, di bulan Sya’ban juga terdapat sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Di antaranya adalah berubahnya arah kiblat, diangkatnya amal, dan ditentukannya ajal manusia. Berbagai peristiwa penting itu di antaranya dapat ditemukan di dalam Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN).
Di dalam kitab tersebut diungkapkan bahwa setidaknya ada lima peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban.
Pertama, perubahan arah kiblat
Peristiwa pertama yang terjadi di bulan Syaban adalah terjadinya perubahan arah kiblat umat Islam. Pada awalnya, umat Islam berkiblat ke Baitul Maqdis di Palestina, kemudian berubah menghadap kiblat ke Ka’bah di Makkah.
Umat Islam pada masa itu sudah melaksanakan shalat menghadap ke Baitul Maqdis sekitar 17 bulan tiga hari lamanya. Lalu, Allah SWT memerintahkan untuk menghadap kiblat bertepatan dengan Nisfu Syaban atau pertengahan bulan Syaban. Pindahnya kiblat umat Islam diumumkan oleh Nabi Muhammad SAW pada 15 Syaban tahun kedua Hijriyah.
Dalam Alquran, Allah SWt berfirman,
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” (Surah Al-Baqarah: 144).
Kedua, ditentukannya ajal manusia
Peristiwa penting lainnya yang juga terjadi di bulan Syaban adalah ditentukannya ajal atau umur manusia. Tapi, harus diingat bahwa sejatinya perbuatan dan ketentuan Allah tidaklah ditentukan oleh waktu dan tempat. Karena itu, hanya Allah yang mengetahuinya.
Bulan ini juga bulan ditentukannya ajal seseorang. Kendati demikian, harus diingat bahwa sejatinya perbuatan dan keputusan Allah tidaklah ditentukan oleh waktu dan tempat. Jadi, bisa saja penentuan umur itu ditetapkan di Bulan Sya’ban bisa juga tidak.
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Surah ssy-Syura: 11).
Sementara, dalam hadis dari Sayidah Aisyah dikatakan, Nabi Muhammad bersabda bahwa sesungguhnya Allah mencatat di bulan Syaban setiap diri yang mati di tahun itu (dicatat ajalnya), maka aku suka datangnya ajalku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa, (HR. Abu Ya’la). Karena itu pula Nabi memperbanyak puasa di bulan Syaban ini.
Ketiga, turunnya ayat perintah bershalawat
Syaban menjadi bulan yang istimewa dalam Islam, karena di bulan ini juga terjadi peristiwa diturunkannya ayat perintah untuk bershalawat. Allah SWT berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Surat al-Ahzab: 56).
Keempat, buku catatan amal setahun diangkat
Peristiwa terakhir yang terjadi di bulan Syaban adalah diangkatnya amal seorang muslim untuk diperlihatkan dan ditunjukkan kepada Allah SWT. Sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid,
“Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban? Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil ‘alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa,” (HR an-Nasa’i).
Sementara, Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Abdullah Syamsul Arifin atau Gus Aab, mengatakan Nisfu Syaban adalah salah satu malam yang mulia. Pada malam yang istimewa ini, menurut Gus Aab, buku catatan amal umat Islam Islam akan ditutup dan diganti dengan yang baru.
“Malam Nisfu Syaban itu malam yang istimewa karena pada malam itu ada penyetoran buku catatan amal selama satu tahun dan kita akan mengganti dengan lembaran-lembaran baru lagi untuk satu tahun ke depan,” ujar Gus Aab saat dihubungi Republika.co.id, Senin (7/3/2023).