Jumat 10 Mar 2023 10:10 WIB

Berburu Usaha Rintisan dengan Fokus Product Market Fit

Teknologi dan digitalisasi sudah semakin berkembang ke segala sektor kehidupan.

Rep: Vidita/ Red: Partner
.
Foto: network /Vidita
.

Unsplash/Per Loov
Unsplash/Per Loov

Meski masih terus dihadang badai PHK massal, ekosistem digital di Indonesia tetap terus berkembang. Pada Kamis (9/3/2023), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI resmi memulai program akselerator intensif Startup Studio Indonesia (SSI) Batch ke-6.

SSI merupakan program Kominfo yang bertujuan untuk mendampingi usaha rintisan tahap awal (early-stage) dalam melakukan penguatan produk, model bisnis, serta pengembangan retensi pengguna agar bisa menemukan Product-Market Fit (PMF).

Tahun ini, seiring dengan minat dan antusiasme yang kian meningkat, Kominfo pun memilih 17 rintisan tahap awal untuk memulai rangkaian pelatihan SSI Batch 6. “Sejak pertama kali diperkenalkan di 2020, hingga saat ini para startup early-stage secara konsisten terus menunjukkan antusiasmenya untuk mengikuti sesi coaching yang dihadirkan oleh SSI di setiap batch-nya," ungkap Sonny Hendra Sudaryana, Koordinator Startup Digital, Kominfo RI.

Menurutnya, dibandingkan dengan batch sebelumnya, Kemkominfo melihat adanya variasi baru dari latar belakang bisnis para startup yang mendaftarkan diri di program ini. Misalnya, di batch-6 ini terdapat startup yang fokus pada industri olahraga dan enterprise software.

Hal ini menunjukkan, teknologi dan digitalisasi sudah semakin berkembang ke segala sektor kehidupan serta adanya peningkatan kesadaran dari para startup dalam memanfaatkan hal tersebut untuk keberlanjutan bisnisnya. Usaha rintisan yang berhasil melalui proses seleksi ketat pada Batch 6 ini, antara lain, AMODA (perusahaan properti dan konstruksi berbasis teknologi), Assemblr (platform ekosistem Augmented Reality), AYO Indonesia (aplikasi komunitas sepak bola), dan Baskit (SaaS khusus untuk toko grosir dan distributor).

Unsplash/Scott Graham
Unsplash/Scott Graham

Ketujuh belas usaha rintisan yang terpilih akan mengikuti sesi Founder’s Camp selama tiga hari mulai dari tanggal 9-11 Maret 2023, dan 1-on-1 Coaching selama tiga bulan hingga Juni 2023. Sesi Founder's Camp akan diadakan secara luring yang ditujukan untuk menciptakan acara yang intim dengan menghadirkan suasana santai namun tetap kondusif bersama para founder.

Beberapa praktisi startup ternama yang memfasilitasi SSI Batch 6, di antaranya Benedicto Haryono (Co-Founder KoinWorks), Doni Hanafi (Co-Founder & CEO, Bridestory), Utari Octavianty (Co-Founder & CSO, Aruna), dan Alfatih Timur (Co-Founder & CEO, Kitabisa.com).

Lingga Madu selaku salah satu coach di program SSI sekaligus Partner Ventura di Monk’s Hill Ventures menjelaskan, usaha rintisan perlu fokus pada metriks retention (R) dan virality (K) sebagai indikator pertumbuhan organik dan keberlanjutan bisnis. “Keuntungan utama fokus ini yaitu R dan K merupakan fungsi dari produk dan ada dibawah kontrol internal startup tersebut," ujarnya.

Menurut Lingga, dengan mengimplementasikan strategi dan fitur untuk mengajak dan mempertahankan pengguna, dan mendesain produk untuk virality, startup dapat mencapai lifetime value (LTV) yang lebih tinggi. Kehadiran program akselerator seperti SSI memainkan peran yang semakin penting dalam pengembangan ekosistem digital Indonesia.

Pada 2022, Kominfo memprediksi, tren aliran pendanaan startup di wilayah Asia menurun hingga 60 persen secara year-on-year. Data CB Insights juga menunjukkan pendanaan startup global mengalami penurunan nilai sekitar 30 persen dibandingkan 2021.

Namun demikian, 66 persen dari total pendanaan global tersalurkan kepada startup tahap awal. Sehingga para founder harus memiliki optimisme dan kepercayaan diri untuk mengembangkan ide inovatif yang dimiliki.

sumber : https://digitaldonat.republika.co.id/posts/205120/berburu-usaha-rintisan-dengan-fokus-product-market-fit
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement