REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan mengajak pemerintah Inggris menjajaki perundingan perjanjian dagang antara kedua negara sebagai upaya peningkatan hubungan dagang. Hal itu ia sampaikan saat bertemu Menteri Negara pada Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris Nigel Huddleston dan Utusan Perdana Menteri Inggris Richard Graham di London, Inggris pada Rabu (8/3/2023).
“Dengan eliminasi hambatan, baik tarif maupun nontarif, tentunya akan meningkatkan daya saing barang dan jasa kedua negara di pasar satu sama lain,” ujar Zulkifli dalam keterangan resminya, Kamis (9/3/2023) malam.
Zulkifli mengatakan, Inggris adalah salah satu mitra strategis Indonesia di Eropa. Pihaknya pun mengharapkan Inggris dan Indonesia dapat mempererat kerja sama dan mengoptimalisasi potensi ekonomi kedua negara.
Adapun sejauh ini, Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO) sebagai wadah diskusi kerja sama bilateral. JETCO dipimpin Mendag RI dan Sekretaris Negara untuk Bisnis dan Perdagangan Inggris.
Pertemuan JETCO yang pertama dilaksanakan pada 23 Februari 2022 di Jakarta. Selanjutnya, pertemuan kedua direncanakan pada pertengahan 2023 di London.
“Kami menyambut baik komunikasi yang telah dilakukan kedua negara dalam kerangka JETCO di bidang energi terbarukan, pertanian, dan ekonomi digital,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas isu-isu perdagangan lainnya seperti kebijakan lingkungan terkait perdagangan yang sedang disusun Inggris dan perkembangan negosiasi modifikasi jadwal konsesi Inggris di WTO pasca-Brexit.
Zulkifli menyampaikan, pemerintah Indonesia mengharapkan Inggris agar tidak menerapkan kebijakan yang berpotensi menghambat perdagangan komoditas pertanian Indonesia.
Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia–Inggris pada 2022 tercatat sebesar 2,7 miliar dolar AS, naik 5,30 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada 2022, ekspor Indonesia ke Inggris tercatat sebesar 1,7 miliar dolar AS, sementara impor Indonesia dari Inggris sebesar 1 miliar dolar AS.
Sedangkan pada 2021, total perdagangan Indonesia dengan Inggris tercatat sebesar 2,6 miliar dolar AS. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Inggris tercatat sebesar 1,5 miliar dolar AS sedangkan impor Indonesia dari Inggris tercatat sebesar 1,1 miliar dolar AS.
Produk ekspor utama Indonesia ke Inggris di antaranya alas kaki dengan bagian atas dari bahan tekstil, alas kaki dengan bagian atas dari kulit samak, produk pertukangan dan bahan bangunan dari kayu, minyak kelapa sawit, dan mesin cetak. Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Inggris di antaranya kertas atau kertas karton, obat, kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang, sisa dan skrap fero, dan perangkat telepon.