Jumat 10 Mar 2023 11:33 WIB

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga Sangat Rendah

Pertemuan itu adalah pertemuan terakhir yang dipimpin oleh Gubernur BoJ Kuroda

Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda (kanan) berbincang sebelum mengikuti Pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7/2022). Pertemuan tersebut berlangsung 15-16 Juli 2022 untuk membahas tujuh agenda utama menyangkut ekonomi global dan keuangan.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda (kanan) berbincang sebelum mengikuti Pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7/2022). Pertemuan tersebut berlangsung 15-16 Juli 2022 untuk membahas tujuh agenda utama menyangkut ekonomi global dan keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bank sentral Jepang (BoJ) mempertahankan suku bunga sangat rendah pada Jumat (10/3/2023). Gubernur Haruhiko Kuroda menunda membuat perubahan pada kebijakan kontrol imbal hasil obligasi yang kontroversial, dan membiarkan opsi terbuka menjelang transisi kepemimpinan pada April.

Pertemuan itu adalah pertemuan terakhir yang dipimpin oleh Kuroda. Ia meninggalkan warisan beragam dengan stimulus besar-besaran yang dipuji karena menarik ekonomi keluar dari deflasi.

Baca Juga

Meski kebijakan itu menekan keuntungan bank dan mendistorsi fungsi pasar dengan suku bunga rendah berkepanjangan. Banyak investor mengharapkan bank sentral untuk menghentikan kontrol kurva imbal hasil (YCC) ketika penerus Kuroda, Kazuo Ueda, mengambil alih kepemimpinan pada April.

"Ueda tidak akan tiba-tiba bergerak dan mungkin menunggu sampai pertemuan keduanya pada Juni, dalam mengubah pedoman ke depan dan YCC," kata Ekonom senior Jepang di UBS Securities, Masamichi Adachi.