REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, kasus Covid-19 dengan pneumonia tampak lebih rendah dibandingkan di masa-masa awal pandemi. Namun, melihat perkembangan varian-varian baru SARS-CoV-2, para ahli memprediksi bahwa kasus Covid-19 dengan pneumonia bisa kembali meningkat.
Prediksi ini diungkapkan dalam studi terbaru yang dipublikasikan dalam British Medical Journal. Melalui studi tersebut, para ahli memprediksi kemungkinan perkembangan gejala Covid-19 yang mungkin muncul tahun ini.
"Di awal pandemi, gejala-gejala awal yang umum dilaporkan adalah kehilangan indra penciuman dan perasa, diikuti oleh sesak napas dan batuk, lalu disusul oleh cedera vaskular," jelas Dr Strain, seperti dilansir Express, Jumat (10/3/2023).

Kemunculan varian BA.4 dan BA.5 tampaknya mulai kembali memicu kasus pneumonia pada pasien Covid-19. Dr Strain mengatakan kasus Covid-19 dengan pneumonia saat ini mulai bermunculan, meski tingkat keparahannya tidak seberat di awal pandemi.
"Saya pikir orang-orang tak menyangka (kedua varian itu) akan kembali menyerang paru-paru," kata Dr Strain.
Covid-19 dengan pneumonia atau pneumonia Covid-19 merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Infeksi ini menyebabkan munculnya cairan dan peradangan di paru-paru.
"Kesulitan bernapas yang terus memburuk merupakan gejala paling umum dari Covid-19 yang berkembang menjadi pneumonia Covid-19," ujar Cleveland Clinic.