Jumat 10 Mar 2023 15:00 WIB

Betulkah Konsumsi Kedelai Bisa Tingkatkan Risiko Endometriosis?

Sebanyak 30-50 persen penderita endometriosis mengalami gangguan kesuburan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Tempe (ilustrasi). Makanan dan minuman yang terbuat dari kedelai, seperti tempe dan susu soya, kerap disebut dapat memicu endometriosis.
Foto: Republika/Musiron
Tempe (ilustrasi). Makanan dan minuman yang terbuat dari kedelai, seperti tempe dan susu soya, kerap disebut dapat memicu endometriosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Endometriosis merupakan permasalahan kesehatan reproduksi yang cukup umum dialami oleh perempuan Indonesia. Penyebab endometriosis bisa bermacam-macam, dan kadang tidak diketahui pemicunya.

Secara umum, ada faktor genetik, pencetus dan faktor risiko endometriosis, baru kemudian muncul gejala. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Pondok Indah – IVF Centre di Jakarta, dr Moh Luky Satria Syahbana Marwali, mengatakan konsumsi kedelai pada ibu hamil, menjadi salah satu faktor risiko endometriosis pada anak perempuan.

Baca Juga

Jika seorang wanita yang memiliki turunan atau bawaan endometriosis mengonsumsi soya saat hamil anak perempuan, maka sangat tinggi kemungkinan anaknya kelak mengalami endometriosis. Itu artinya, faktor genetik turut berperan.

"Jadi faktor genetik plus faktor pencetus, tapi kalau nggak ada faktor genetiknya, tidak perlu menghindari soya," kata dr Luky di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Soya mengandung fitoestrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dokter Luky mengatakan ada penelitian yang memeriksa hubungan soya dengan endometriosis.

Hanya saja, studi itu belum konklusif karena pemeriksaan pada lab jaringan memiliki hasil yang berbeda-beda pada manusia dan juga tikus. Jadi, hasil pemeriksaan di laboratorium masih tidak meyakinkan.

"Kalau misal ngomong zat apa yang bahaya dari soya, pas dilihat fitoestrogennya macam-macam, ada isoplavon, tapi pada tikus dan manusia hasilnya berbeda," jelas dr Luky.

Penelitan kohort pada manusia atau diikuti terus menerus pada ibu hamil yang meminum soya pernah dilakukan hingga memantau saat anaknya tumbuh besar. Tetapi, hasilnya masih belum konsisten.

"Lagian saat hamil itu kan estrogennya sudah tinggi, ngapain minum soya?" kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement