Jumat 10 Mar 2023 17:07 WIB

Shalawat Hingga Rebana Kolosal Semarakkan Dies Natalis UIN Walisongo

Tema dies natalis kali ini yakni ‘Berdaya Membangun Karya’.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Tabuh Rebana Kolosal, kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan Dies Natalis UIN Walisongo ke 53 yang dihelat di Auditorium  2 Gedung Prof Tgk Ismail Ya
Foto: Dokumen
Tabuh Rebana Kolosal, kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan Dies Natalis UIN Walisongo ke 53 yang dihelat di Auditorium 2 Gedung Prof Tgk Ismail Ya

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- UIN Walisongo Bershalawat dan Tabuh Rebana Kolosal meriahkan rangkaian Dies Natalis UIN Walisongo ke 53. Kegiatan ini dihelat di Auditorium  2 Gedung Prof Tgk Ismail Ya'kub (Auditorium 2) Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Kamis (9/3/2023) malam.

Kegiatan ini juga dimeriahkan kehadiran Veve Zulfikar dan Sayyid Zulfikar Basyaiban Al-Idrisi, yang bersama dengab Rektor UIN Walisongo, Prof Imam Taufiq, memimpin shalawat. Sebelum UIN Walisongo Bershalawat, acara dibuka dengan tabuh rebana kolosal yang diikuti ratusan peserta.

Imam Taufiq dalam kesempatan itu mengatakan, UIN Walisongo Bersholawat dan Tabuh Rebana Kolosal ini merupakan bentuk syukur segenap keluarga besar UIN Walisongo yang telah menyelenggarakan Dies Natalis ke-53.

“Tentu dengan harapan, semoga UIN Walisongo semakin ‘berkibar’, berekognisi dan senantiasa mendapatkan berkah dari Allah SWT,” ungkapnya, di Semarang, Jumat (10/3/2023).

Karena, masih jelas rektor, momentum shalawat ini menjadi bentuk puja-puji syukur dan mengharap serta mendukung keteladan Rasulullah untuk berkumpul dan bersholawat bersama. Umat diperintahkan untuk bershalawat, karena Nabi adalah sosok panutan serta inspirasi.

Bershalawat juga menjadi simbol keberdayaan, makanya UIN Walisongo mengambil tema dies natalis kali ini yakni ‘Berdaya Membangun Karya’ dengan seluruh kekuatan dan potensinya.

“Sehingga UIN semakin berdaya berkontribusi dan berkarya. Mendendangkan shalawat, bagian dari syukur kita atas capaian- capaian serta eksistensi UIN Walisongo hingga saat ini,” tegasnya.

Pada momentum ini UIN Walisongo juga mengundang Veve Zulfikar dan Sayyid Zulfikar Basyaiban Al Idrisi yang tak lain adalah sosok yang monumental dan sangat mewakili kaum milenial.

Setiap harinya konten-konten (bershalawat) dilantunkan dengan gaya-gaya khas milenial. Sehingga shalawat bisa membumi dan bisa diterima oleh semua kalangan. “Bershalawat menjadi bagian dari cinta Rasulullah namun dilakukan dengan cara yang khas dan unik,” ujar dia.

Sebelum penampilan sholawatan oleh Veve Zulfikar dan Sayyid Zulfikar, acara dibuka terlebih dahulu dengan Tabuh Rebana Kolosal. Sebanyak 120 peserta rebana kolosal yang berasal dari perwakilan mahasiswa.

“Masing-masing dari UKM Keagamaan di UIN Walisongo, yang meliputi Bimbingan Ilmu Tilawah Al Quran (BIT), JQH El Fasya, JQH El FEBI’s, KORDAIS , RISALAH, JHQ , JAZWA dan QAI,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Veve Zulfikar dan Sayyid Zulfikar Basyaiban melantunkan kurang lebih 10  qasidah dan shalawat. Dua di antaranya berduet dengan mahasiswi UIN Walisongo, Riri dan Naila Najwa, dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement