Jumat 10 Mar 2023 17:25 WIB

Warga AS yang Ditahan di Iran Minta Biden untuk Jamin Pembebasannya

Tiga warga AS ditahan di Iran dan meminta agar Biden menjamin pembebasannya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang dipenjara di Iran memohon kepada Presiden Joe Biden untuk menjamin pembebasannya dan dua warga negara Amerika lainnya.
Foto: FARS
Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang dipenjara di Iran memohon kepada Presiden Joe Biden untuk menjamin pembebasannya dan dua warga negara Amerika lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang dipenjara di Iran memohon kepada Presiden Joe Biden untuk menjamin pembebasannya dan dua warga negara Amerika lainnya. Siamak Namazi mengutarakan keinginannya dalam sebuah wawancara ekslusif dan langka dari penjara Evin di Teheran pada Kamis (9/3/2023).

“Saya memohon kepada Anda, untuk menempatkan nyawa dan kebebasan orang Amerika yang tidak bersalah di atas semua politik yang terlibat dan melakukan apa yang diperlukan untuk mengakhiri mimpi buruk ini dan membawa kami pulang,” kata Namazi kepada Christiane Amanpour dari CNN dalam sebuah wawancara telepon.

Namazi (51 tahun) berbicara atas nama dirinya sendiri, dan warga AS lainnya yang ditahan yaitu seorang pengusaha Emad Shargi (58 tahun), dan pecinta lingkungan Morad Tahbaz (67 tahun) yang berkewarganegaraan AS dan Inggris.

Namazi mengajukan permohonan serupa dalam surat kepada Biden pada 16 Januari. Tepatnya tujuh tahun setelah Iran membebaskan lima warga AS dalam pertukaran tahanan yang bertepatan dengan implementasi kesepakatan nuklir Iran 2015 yang dinegosiasikan di bawah Presiden AS Barack Obama.

“Saya tetap sangat khawatir bahwa Gedung Putih tidak menghargai betapa buruknya situasi kita,” kata Namazi.

Namazi mengatakan, dia, Tahbaz dan Shargi sekarang ditahan di tempat yang sama.  Di awal penahanannya, Namazi mengatakan, dia menghabiskan waktu berbulan-bulan dikurung di sel dan tidur di lantai.

Namazi mengaku kesal karena Biden tidak bertemu keluarganya untuk memberi mereka kata-kata jaminan. Seorang juru bicara Gedung Putih yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, pemenjaraan Iran yang tidak adil dan eksploitasi warga AS untuk digunakan sebagai pengaruh politik sangat keterlaluan, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan norma internasional. Sementara misi Iran untuk PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar.

"Pejabat senior dari Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri bertemu dan berkonsultasi secara teratur dengan keluarga Namazi, dan kami akan terus melakukannya sampai penahanan yang tidak dapat diterima ini berakhir," ujar juru bicara itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement