REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki bulan suci Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain melaksanakan ibadah puasa, pada bulan Ramadhan umat Islam juga disunahkan melaksanakan sholat tarawih.
Sholat Tarawih hukumnya sunah muakkad, yaitu sholat sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat, hampir mendekati wajib. Karena itu, umat Islam berbondong-bondong untuk mengerjakan sholat ini di masjid secara berjamaah.
Dalam buku M Quriash Shihab Menjawab terbitan Lentera Hati dijelaskan tidak ada ayat Alquran yang menjelaskan tentang aturan yang memerintahkan sholat tarawih. Namun, menurut Quraish Shihab, haditsnya banyak dan bermacam-macam.
Rasulullah SAW sendiri, menurut dia, hanya sholat tiga malam di masjid . Karena, dari malam ke malam semakin banyak jamaah yang hadir dan beliau khawatir Tarawih dianggap wajib.
Sementara istri Nabi, Siti Aisyah meriwayatkan Nabi hanya sholat 13 rakaat saat melaksanakan sholat tarawih, tetapi sangat panjang dan indah. Demikian diriwayatkan, antara lain oleh Abu Dawud.
Menurut M Quraish, ada juga riwayat lain yang menyatakan Nabi SAW melakukan sholat tarawih sampai kaki beliau bengkak. Jadi, sebenarnya jauh lebih lama dari sholat tarawih 23 rakaat yang dikerjakan umat Islam dewasa ini.
Sementara itu, dalam kitab al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, Syekh Wahbah Zuhaili menjelaskan hukum berjamaah sholat Tarawih adalah sunah kifayah. Maka, jika semua jamaah masjid meninggalkan jamaah Tarawih, maka semuanya mendapatkan dosa, namun jika ada yang melakukannya maka gugur dosa-dosa yang lain.