Sabtu 11 Mar 2023 13:05 WIB

Saham Bank AS Merosot Pascaditutupnya SVB Financial

SVB menjadi kegagalan bank terbesar sejak krisis 2008.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang melihat tanda yang dipasang di luar pintu masuk Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, Jumat, (10/3/2023), Federal Deposit Insurance Corporation menyita aset Silicon Valley Bank, menandai kegagalan bank terbesar sejak Washington Mutual selama puncak krisis keuangan 2008. FDIC memerintahkan penutupan Silicon Valley Bank dan segera mengambil semua simpanan di bank pada hari Jumat.
Foto: AP Photo/Jeff Chiu
Orang-orang melihat tanda yang dipasang di luar pintu masuk Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, Jumat, (10/3/2023), Federal Deposit Insurance Corporation menyita aset Silicon Valley Bank, menandai kegagalan bank terbesar sejak Washington Mutual selama puncak krisis keuangan 2008. FDIC memerintahkan penutupan Silicon Valley Bank dan segera mengambil semua simpanan di bank pada hari Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Saham berbagai bank di Amerika Serikat (AS) terus mengalami kerugian. Bahkan pada Jumat (10/3/2023), sejumlah saham bank regional terpukul paling parah.

Kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) Financial Group berdampak ke seluruh industri keuangan. Sebelumnya, Regulator Perbankan California telah menutup SVB dan menempatkan lembaga pembiayaan itu ke kurator, sebagai kegagalan bank terbesar sejak krisis 2008.

Baca Juga

Regulator tersebut menunjuk Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) agar membuang aset SVB ke bank di AS dan Eropa. Hal itu memicu kekhawatiran adanya risiko tersembunyi.

Saham SVB sendiri sudah dihentikan pada Jumat lalu. Sedangkan saham bank menengah AS lainnya semakin rugi besar akhir-akhir ini.

Indeks bank regional S&P 500 turun 4,3 persen, membawa kerugiannya pekan ini menjadi 18 persen atau terburuk sejak 2009. Lalu berbagai bank AS telah kehilangan 100 miliar dolar AS lebih nilai pasar saham dalam dua hari. Sementara beberapa bank Eropa kehilangan sekitar 50 miliar dolar AS. 

Krisis SVB terjadi ketika Federal Reserve AS (The Fed), terkunci dalam pertempuran melawan inflasi, menaikkan suku bunga, dan mengakhiri era uang murah. Di sisi lain, kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga yang agresif dalam pertemuan Fed berikutnya pada akhir bulan ini mereda pada Jumat, berkat tanda-tanda penurunan pertumbuhan upah dalam laporan pekerjaan Februari.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement