ruzka.republika.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pada 2023 terdapat empat kali gerhana.
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Geofisika, BMKG Suko Prayitno Adi.
Ia menyebutkan pertama Gerhana Matahari Hibrid (GMH) pada 20 April 2023. GMH ini diprediksi dapat diamati dari Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bogor dan Pemrov Jabar akan Gelar Run 10 K Diikuti Pelari di Indonesia
“Kemudian ada Gerhana Bulan Penumbra (GBP) pada 5-6 Mei 2023 yang juga dapat diamati dari Indonesia,” kata Suko Prayitno Adi dilansir dari Antara, Jumat (10/03/2023).
Selain itu ia menyebutkan Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada 14 Oktober 2023 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Selain itu Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 29 Oktober 2023 yang dapat diamati dari Indonesia.
Ia menambahkan dalam waktu dekat ini yaitu GMH akan terjadi 20 April 2023.
Baca juga: Ular Kobra Panjang 1,5 Meter Dievakuasi Petugas Damkar di Saluran Air Rumah Warga Depok
"Gerhana matahari hibrid diprediksi terjadi pada 20 April 2023 yang dapat diamati dari Indonesia," kata Deputi Bidang Geofisika, BMKG Suko Prayitno Adi di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (10/03/2023).
Ia menjelaskan fenomena alam gerhana matahari tersebut terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris.
Sehingga kata dia, di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari, dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.
Baca juga: Lirik Lagu Perahu Kertas Dipopulerkan Oleh Maudy Ayunda
"Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan," paparnya.
Ia mengemukakan gerhana matahari hibrid terdiri dari dua tipe gerhana yaitu gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.
Suko menambahkan terdapat tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat GMH yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
Di wilayah yang terlewati antumbra, kata Suko Prayitno, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin.
Baca juga: Pemerintah Kota Depok Minta BPJT Lebarkan Jalan Raya Sawangan untuk Kurangi Kemacetan
Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari sebagian.
"Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari total," pungkasnya. (Supriyadi)