Sabtu 11 Mar 2023 19:21 WIB

Erupsi Merapi Maret 2023 Terbesar Kedua Setelah 2021, Status Masih Siaga

Erupsi Gunung Merapi hari ini, Sabtu (11/3/2023), tergolong cukup besar.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nora Azizah
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut bahwa erupsi Gunung Merapi yang terjadi Sabtu (11/3/2023), terhitung cukup besar. Bahkan, merupakan yang terbesar kedua setelah erupsi Merapi pada 2021 lalu.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, rentetan awan panas guguran Merapi yang terjadi pada 11 Maret 2023 ini hingga pukul 16.00 WIB tercatat sebanyak 24 kejadian. Sedangkan, erupsi yang terjadi pada 2021 lalu, tepatnya pada 27 Januari, terjadi awan panas guguran sebanyak 52 kali.

Baca Juga

"Saat itu (Januari 2021) terjadi rentetan awan panas yang lebih banyak sekitar 52 kali ke arah Kali Boyong. Dengan demikian, (erupsi 11 Maret 2023) bukan yang terbesar selama krisis erupsi sejak 2021," kata Agus dalam dalam press conference yang digelar melalui ZOOM.

Meski erupsi 11 Maret ini terhitung cukup besar, namun status Merapi masih siaga atau level 3. "Status Merapi ini (masih berstatus) siaga atau level 3 sejak 2020, (ditetapkan) sekitar 5 November (2020)," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto.

Sugeng menyebut, pihaknya BPPTKG akan terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas Merapi. Sebab, saat ini aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi.

"Kita pantau lagi aktivitas Merapi ini dari sisi berbagai macam parameter, baik itu kegempaan dalam atau dangkal," ujar Sugeng.

Akibat awan panas guguran yang terjadi 11 Maret ini, sebaran abu vulkanik mencapai 33 kilometer dari puncak merapi. Hal ini menyebabkan wilayah Magelang dan Wonosobo yang terletak di Jawa Tengah diselimuti abu vulkanik.

Melihat masih tingginya aktivitas vulkanik Merapi, dikatakan bahwa potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal tujuh kilometer.

Sedangkan, pada sektor tenggara yakni meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. Sementara itu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement