REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebuah badan negara Saudi yang bertanggung jawab atas dua situs paling suci Islam telah memperkenalkan sejumlah layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) di Masjidil Haram, Makkah. Masjid ini menjadi tujuan yang paling sering dikunjungi oleh jutaan jamaah Muslim.
Layanan pintar itu termasuk robot untuk sterilisasi, disinfeksi, pemandu pengunjung dan peziarah tentang ritual, sekaligus memberikan fatwa tentang pertanyaan dari peziarah.
“Ada kemungkinan penambahan interpretasi simultan dari berbagai bahasa dunia dan komunikasi jarak jauh dengan para cendekiawan,” ucap Wakil kepala urusan teknis, transformasi digital, dan kecerdasan buatan di Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Eng. Wesam bin Mohammed, dikutip di Gulf News, Sabtu (11/3/2023).
Dia juga merujuk pada robot sensor tiga dimensi, yang digunakan untuk memberikan hadiah kepada jamaah.
Eng Wesam bin Mohammem menyebut teknologi modern, platform elektronik, aplikasi digital dan pedoman AI membantu dalam mengimplementasikan rencana operasi. Keberadaannya juga dapat membantu memenuhi kebutuhan jamaah di Masjidil Haram saat melakukan ritual, dengan memberi mereka akses layanan yang lancar dan mudah.
Ia lantas menjelaskan perihal Platform Layanan Digital, sebuah portal yang menggabungkan beberapa layanan elektronik. Termasuk di dalamnya berkaitan dengan Itikaf, reservasi untuk jamuan buka puasa, pengajuan laporan dan meminta asisten untuk ritual mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram.
Di sisi lain, dalam sebuah pernyataan Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengatakan pihaknya terus melanjutkan rencana pengembangan layanan yang komprehensif di kedua lokasi tersebut.
Tujuan dari upaya ini adalah untuk menyediakan sistem layanan terpadu, yang memenuhi kebutuhan jamaah selama bulan Ramadhan. Bulan suci yang mana menjadi momen istimewa bagi Muslim ini akan dimulai dalam waktu kurang dari dari dua minggu.
Bulan suci Ramadhan biasanya menandai puncak musim umrah atau ziarah kecil di Masjidil Haram.