REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Lebih dari 1.300 migran telah diselamatkan dalam tiga operasi terpisah di ujung selatan Italia. Peningkatan ini dua minggu setelah sedikitnya 74 orang meninggal ketika kapal mereka menabrak karang di dekat pantai.
Penjaga pantai mengatakan, salah satu kapalnya telah membawa 500 migran dari satu kapal lebih dari 160 km ke laut. Kemudian membawa para migran ke kota Reggio Calabria.
Sebanyak 379 migran lainnya dipindahkan dari kapal terpisah di sekitar yang sama dan akan segera dibawa ke darat. "Penyelamatan (yang) kompleks karena kapal yang kelebihan muatan migran dan kondisi laut yang tidak menguntungkan," kata penjaga pantai dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
Kapal penangkap ikan lain membawa 487 migran dikawal ke pelabuhan Crotone di Calabria. Kapal itu diikat ke kapal tunda untuk membantu memberikan stabilitas.
Pejabat lokal mengatakan, 200 orang lagi telah dijemput di lepas pantai Sisilia dan akan diangkut ke Catania pada sore hari. Sementara angkatan udara menerbangkan migran keluar dari pusat penerimaan yang padat di pulau Lampedusa.
Lebih dari 17 ribu orang telah mencapai Italia sepanjang tahun ini, termasuk sekitar 4.000 minggu ini. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 6.000 dalam du setengah bulan pertama 2022. Ratusan migran juga meninggal saat mencoba menyeberangi Mediterania dan mencapai Eropa.
Mayat seorang gadis muda ditemukan di dekat tempat kapal migran pecah pada 26 Februari pada Sabtu (11/3/2023). Jmlah korban tewas dari satu bencana itu menjadi 74 orang. Sebanyak 79 orang selamat dari kecelakaan kapal, tetapi sekitar 30 orang masih hilang, diduga mati.
Secara keseluruhan, PBB memperkirakan 300 migran telah meninggal di Mediterania tengah sepanjang tahun ini. Jaksa sedang menyelidiki apakah pihak berwenang Italia seharusnya berbuat lebih banyak untuk mencegah bencana tersebut. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni telah menolak saran tersebut dan tampaknya menyalahkan sepenuhnya pada perdagangan manusia.
Peningkatan jumlah kedatangan migran telah menambah tekanan pada pemerintah konservatif Italia. Sejak menjabat Oktober lalu, pemerintah berjanji untuk mengurangi arus kedatangan migran dan justru malah melihat peningkatan tajam dalam pendaratan dari Afrika Utara dan Turki pada tahun ini.
Kabinet Italia sebelumnya memperkenalkan hukuman penjara yang lebih keras bagi penyelundup manusia dan berjanji akan membuka lebih banyak saluran untuk migrasi legal pada Kamis (9/3/2023). Akhir tahun lalu, mereka menindak kapal penyelamat amal, menuduh mereka bertindak sebagai layanan taksi untuk para migran.
Badan amal membantah hal ini terjadi. Tindakan tersebut telah menyebabkan pengurangan tajam dalam jumlah kapal penyelamat yang berpatroli di Mediterania, tanpa menghalangi para migran untuk melaut.
Meloni sendiri mengeluarkan pernyataan pada Sabtu, bahwa satu-satunya solusi terletak pada upaya bersama Eropa. Kawasan itu perlu memperkuat perbatasan Uni Eropa dan meningkatkan kerja sama dengan pengusiran.