REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Menteri (Wamen) Agama RI Dr KH Zainut Tauhid Sa'adi menekankan pentingnya moderasi beragama diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena karakteristik masyarakat Indonesia yang majemuk membutuhkan pemahaman masyarakat yang toleran dan moderat.
"Di Enrekang ini, kita harus pertahankan dan terus ditingkatkan pluralisme dan moderasi agar bisa menjadi teladan bagi daerah lain. Bagaimana umat yang berbeda beragama, berbeda aliran dan organisasi keagamaan, bisa hidup berdampingan dengan baik," kata Sa'adi melalui keterangan rilis yang diterima di Makassar, Sabtu.
Wamen Agama RI berkunjung ke Kabupaten Enrekang didampingi sejumlah pejabat Kemenag RI dan disambut oleh Bupati Enrekang Muslimin Bando di Kawasan Wisata Bambapuang Park, dalam rangka kegiatan "Orientasi Pelopor Moderasi Beragama dan Rapat Kordinasi Pemda dan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama)".
Pada kesempatan itu Sa,adimeminta masyarakat agar tidak terprovokasi oleh paham yang mudah mengkafirkan dan menyesatkan orang lain.
Wamen juga mengajak Pemerintah Kabupaten Enrekang agar menginisiasi kegiatan bersama, baik antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama maupun organisasi keagamaan lain.
Sementara itu Bupati Enrekang Muslimin Bando menyampaikan pihaknya terus berupaya menjaga daerahnya agar tetap sejuk dan damai.
Muslimin juga menyebut peran Kemenag, FKUB, tokoh agama dan alim ulama selama ini berkontribusi besar dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat akan pentingnya bersikap moderat dan menghindari ekstrimisme dan radikalisme.
"Enrekang ini 99 persen Muslim. Berbatasan langsung dengan Toraja yang mayoritas Kristiani. Tetapi kita sangat rukun, bahkan banyak yang tinggal serumah, berkeluarga. Jadi Kemenag tak perlu khawatir," kata Bupati Enrekang.