Ahad 12 Mar 2023 16:24 WIB

Aramco Untung 161 Miliar Dolar AS pada 2022

Aramco juga mengumumkan dividen kuartal keempat 2022 sebesar 19,5 miliar dolar AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (3/11) (ilustrasi). melaporkan pada 2022 raksasa minyak itu untung 161 miliar dolar AS. Faktor terkuatnya adalah kenaikan harga minyak mentah.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (3/11) (ilustrasi). melaporkan pada 2022 raksasa minyak itu untung 161 miliar dolar AS. Faktor terkuatnya adalah kenaikan harga minyak mentah.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Perusahaan energi Arab Saudi, Aramco, melaporkan pada 2022 raksasa minyak itu untung 161 miliar dolar AS. Faktor terkuatnya adalah kenaikan harga minyak mentah.

Dalam laporan tahunannya, perusahaan yang nama bernama resmi Saudi Arabian Oil Co itu mengatakan, keuntungan tersebut mewakili "keuntungan tahunan tertinggi sejak perusahaan terdaftar di bursa".

Baca Juga

"Mengingat kami mengantisipasi minyak dan gas masih sangat penting di masa mendatang, risiko kurangnya investasi pada industri kami jelas berkontribusi pada kenaikan harga energi," kata CEO dan Presiden Aramco Amin H Nasser dalam pernyataannya, Ahad (12/3/2023).

Nasser mengatakan, Aramco akan menghabiskan 37,6 miliar dolar untuk memperbesar kapasitas produksi. Aramco juga mengumumkan dividen kuartal keempat 2022 sebesar 19,5 miliar dolar AS yang akan dibayarkan pada kuartal pertama tahun ini.

Pada 2021 lalu Aramco untung 110 miliar dolar AS jauh lebih tinggi dibandingkan 2020 yang sebesar 49 miliar dolar AS. Saat dunia menghadapi masa terburuk penutupan pandemi Covid-19, gangguan perjalanan dan harga minyak sempat negatif.

Harga minyak Brent yang menjadi tolok ukur minyak dunia saat ini sebesar 82 dolar AS per barel meski pada Juni lalu harga minyak sempat menyentuh 120 dolar AS per barel.

Aramco yang kekayaannya tergantung pada harga energi dunia mengumumkan profit mereka pada kuartal ketiga 2022 tembus rekor keuntungan per kuartal yakni sebesar 42,4 miliar dolar AS.

Tingginya harga minyak itu merenggangkan hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat yang merupakan penjamin keamanan negara-negara Teluk Arab. Sebelum pemilu sela bulan November lalu Arab Saudi mengatakan pemerintah Presiden Joe Biden ingin menunda keputusan OPEC dan sekutunya termasuk Rusia untuk memangkas produksi untuk menekan harga bensin.

Biden memperingatkan "akan ada sejumlah konsekuensi atas apa yang mereka lakukan" mengenai kenaikan harga minyak. Namun sampai saat ini Arab Saudi tidak menerima konsekuensi apa pun.

Riyadh baru saja menormalisasi hubungannya dengan Teheran dalam kesepakatan diplomasi yang ditengahi China. Harga bensin di AS rata-rata masih sekitar 3,47 dolar per galon, hanya turun satu dolar dibandingkan tahun lalu. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement