REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Rusia Ukraina yang tak kunjung usai membuat suplai minyak mentah ke pasar global seret, hal ini juga membuat fluktuasi harga minyak bergerak tak terkontrol. Namun, di tengah momen tersebut, pasar global saat ini justru mulai meningkatkan ketergantungannya atas produksi minyak dan gas perusahaan migas Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
Hal ini dikarenakan negara-negara Eropa khususnya tak mampu lagi bergantung pada Rusia. Ekspansi pasar dilakukan untuk mengamankan pasokan energi membuat perusahaan migas timur tengah jadi naik daun.
Dilansir dari Khaleej Times, Ahad (12/3/2023), Direktur Regional Stone X Group, Ritu Singh, menjelaskan, naik pamornya perusahaan MENA didorong permintaan pasar eropa dan asia terhadap minyak timur tengah. Terutama soal pasokan gas, kini negara-negara Eropa tak bisa terus menerus berharap pasokan gas dari Rusia. Pilihan LNG menjadi cara satu satu untuk memenuhi kebutuhan gas Benua Biru tersebut.
"Mengingat meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Eropa Barat, banyak negara di benua lama tidak dapat lagi mengandalkan Rusia untuk memenuhi kebutuhan minyak dan gas mereka, dan telah berusaha untuk menemukan sumber energi baru," kata Singh.