REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi ekonomi global diperkirakan masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG) sepekan ke depan. Jika data tenaga kerja dan inflasi AS mulai mereda maka akan positif untuk pasar ekuitas.
"Meski demikian, secara keseluruhan tone cenderung melemah karena FOMC di bulan ini The Fed diproyeksikan menaikan suku bunga 50 bps," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, dikutip Ahad (12/3/2023).
Secara domestik, pekan ini Bank Indonesia akan memutuskan kebijakan suku bunga yang diproyeksikan tetap di level 5,75 persen. Di tengah The Fed yang masih hawkish dan kembali melemahnya nilai tukar, menurut Ratih, keputusan tersebut dapat menjadi katalis negatif.
Di sisi lain, terdapat potensi angin segar yang menopang IHSG pekan ini, yaitu RUPS tahunan Big Banks (BBRI, BBNI, BBCA, BMRI). Pada RUPS tahunan tersebut Big Banks akan mengumumkan pembagian dividen untuk tahun buku 2022.
Secara keseluruhan IHSG berpotensi bergerak variatif cenderung melemah dengan support di level 6.720 dan resistance di level 6.830.
Berikut rencana perdagangan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal:
(Buy) BBRI di area Rp4.820 dengan target harga pada resistance di level Rp 4.950 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 4.700.
(Buy) AMRT di area Rp2.810 dengan target harga pada resistance di level Rp 2.960 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 2.750.
(Buy) CMRY di area Rp4.450 dengan target harga pada resistance di level Rp 4.620 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 4.300.
*Pemberitaan ini tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian keuangan yang timbul dari perdagangan saham. Pembaca diharapkan bijak dalam mengelola keuangannya.