REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Manchester United (MU) Erik ten Hag mengungkapkan kekecewaannya terhadap ofisial pertandingan setelah hasil imbang Manchester United dengan Southampton dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Old Trafford pada Ahad (12/3/2023). Pelatih asal Belanda ini mengkritik ketidakkonsistenan wasit Liga Primer setelah Casemiro mendapatkan kartu merahnya yang kedua pada musim ini. Keluarnya gelandang timnas Brasil membuat MU harus puas dengan satu poin melawan tim tamu yang sedang berjuang lepas dari jeratan degradasi.
MU telah bangkit kembali dari kekalahan 7-0 dari Liverpool pada akhir pekan sebelumnya dengan mengalahkan Real Betis 4-1 di Liga Europa pekan lalu. Namun, mereka kesulitan untuk menciptakan peluang yang jelas melawan tim Southampton yang gigih, yang saat ini berada di dasar klasemen Liga Inggris.
Pada menit ke-34, Setan Merah melihat hari mereka berubah menjadi buruk setelah Casemiro dikartu merah karena melakukan tekel dengan kaki tinggi terhadap pemain Southampton, Carlos Alcaraz. Setelah keputusan awal diambil, ofisial VAR Andre Marriner menyarankan wasit Anthony Taylor untuk meninjau ulang insiden tersebut melalui monitor di sisi lapangan. Wasit kemudian meningkatkan pelanggaran tersebut menjadi kartu merah, membuat MU harus bermain dengan sepuluh orang selama sisa pertandingan.
Pada akhirnya, Ten Hag merasa sangat marah dengan keputusan untuk mengusir Casemiro, setelah gelandang tersebut juga pernah diusir keluar lapangan saat menghadapi Crystal Palace pada Februari lalu. Ten Hag mengeluhkan keputusan penalti yang menurutnya seharusnya diberikan kepada timnya.
"Ya, yang saya pikir adalah inkonsistensi. Pemain tidak tahu lagi apa yang menjadi kebijakan (wasit)," kata Ten Hag selepas laga, dikutip dari Livesoccertv.
"Saya pikir itu ada di seluruh bagian. Maksud saya, Anda lihat kemarin, Leicester-Chelsea, kemudian VAR tidak ada di garis. Hari ini VAR hadir dan kemudian ada dua situasi penalti, tapi tidak hadir," ujarnya.
Ia mengungkit handball pemain Southampton yang tidak diganjar hukuman. Kemudian fakta soal wasit Liga Primer Inggris yang tidak gampang meniup peluit untuk pelanggaran yang "lembut". Sebab, wasit menginginkan intensitas permainan yang terjaga.
Ia juga mengingatkan fakta bahwa sepanjang kariernya Casemiro bukanlah sosok bad boy yang menerima banyak kartu merah. "Casemiro telah bermain di berbagai Liga Eropa, dalam lebih dari 500 pertandingan ia tidak pernah mendapat kartu merah dan sekarang ia mendapat dua kartu merah. Dia keras tetapi dia bermain fair, juga dalam hal ini dia fair. Sama seperti (kartu merah) saat melawan Crystal Palace, jadi sangat bisa diperdebatkan," kata Ten Hag.
Menurut Ten Hag, ketika orang hanya merekam bagian saat kaki Casemiro mengenai tulang kering Alcaraz, tekel tersebut terlihat buruk. Namun menurut dia, semua orang yang tahu sesuatu tentang sepak bola, yang beraksi di sepak bola papan atas, tahu apa yang buruk dan apa yang tidak buruk, apa yang fair.
"Saya katakan bahwa Casemiro adalah pemain yang sangat fair. Tangguh tetapi fair dan itu terlihat dalam lebih dari 500 pertandingan di liga-liga besar, tidak pernah diusir keluar lapangan," kata Ten Hag.
Casemiro mengincar bola tapi mengenai sisi atau yang membuat kakinya naik ke tulang keriz Alcaraz, yang juga berusaha menjaga si kulit bundar tetap dalam penguasaannya. Alhasil tampak Casemiro melakukan tekel brutal.
Hasil imbang tersebut membuat Manchester United berada di posisi ketiga klasemen Liga Primer. MU mengoleksi 50 poin, terpaut 10 angka di belakang Manchester City yang berada di posisi kedua, tapi dengan satu pertandingan di tangan.