REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mohamed Salah mendapat kabar buruk bahwa vilanya di Kairo, Mesir diobrak-abrik hanya 24 jam setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti untuk Liverpool dalam kekalahan 0-1 dari Bournemouth pada Sabtu (11/3/2023). Pemain sayap asal Mesir itu gagal menginspirasi The Reds untuk meraih kemenangan di Stadion Vitality, dengan gol Philip Billing pada babak pertama memberikan kemenangan bagi tuan rumah. Ini jadi salah satu kejutan terbesar di Liga Primer Inggris akhir pekan kemarin.
Salah memiliki peluang sempurna untuk menyamakan kedudukan bagi Liverpool pada babak kedua ketika ia maju untuk mengeksekusi tendangan penalti. Namun tendangannya melebar dari tiang gawang dan membuat para pendukung Liverpool yang hadir di stadion kecewa.
Akhir pekan penyerang Liverpool itu berubah menjadi lebih buruk pada Ahad (12/3/2023) ketika dia diberitahu bahwa perampok telah mencuri harta bendanya di Kairo, menurut laporan Daily Star. Dikatakan bahwa keponakan Salah kembali ke vila di ibu kota Mesir hanya untuk mendapati ada jendela yang terbuka.
Polisi segera diberitahu dan melihat barang-barang berserakan di seluruh properti pada saat kedatangan mereka, dengan tempat itu telah diobrak-abrik oleh para penyusup dan beberapa barang dicuri. Belum dapat dipastikan apa yang sebenarnya diambil dari vila Salah, meskipun media Mesir, Al-Ahram, melaporkan bahwa 'perangkat listrik' termasuk di antara barang-barang yang digondol para perampok.
"Kamera pengawas di sekitar lokasi sedang dibongkar dan petugas keamanan yang bertanggung jawab untuk mengamankan tempat itu sedang diinterogasi. Pihak keamanan sedang mengintensifkan upaya mereka untuk memecahkan misteri insiden tersebut dan langkah-langkah hukum yang diperlukan telah diambil," kata seorang sumber.
Salah tidak diragukan lagi adalah pemain terhebat Mesir dan secara luas digembar-gemborkan sebagai pahlawan nasional di negara asalnya. Ia memenangi semua trofi yang tersedia bersama Liverpool selama waktunya di sana.
Manajer Liverpool Jurgen Klopp menolak untuk menyalahkan Salah atas kegagalan penaltinya saat menghadapi Bournemouth. Pelatih asal Jerman sadar bahwa kesalahan selalu dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari apakah mereka adalah salah satu pemain terbaik di dunia.
"Penalti terakhir yang kami dapatkan, saya tidak tahu kapan itu terjadi, setidaknya di liga, itu sudah lama sekali," kata Klopp setelah peluit akhir.
"Ini benar-benar hipotetis, jika kami mencetak gol di sana, permainan bisa berubah tetapi itu tidak membuat kinerja lebih baik tetapi itu bisa mengubah hasil setidaknya. Itu saja. Dia mencetak banyak gol tetapi gagal mengeksekusi penalti, tetapi itulah hidup," kata Klopp.