Senin 13 Mar 2023 12:15 WIB

Gunung Merapi Sudah Muntahkan 60 Kali Awan Panas Guguran

Pada 13 Maret ini, dilaporkan baru terjadi satu kali awan panas guguran.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta, Senin (13/3/2023). Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terpantau masih tinggi. Berdasarkan pengamatan BPPTKG Senin (13/3/2023) dari pukul 00:00 hingga 06:00 WIB teramati guguran lava pijar terjadi sebanyak 30 kali dengan jarak luncur maksimum 1100 meter ke arah Barat Daya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta, Senin (13/3/2023). Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terpantau masih tinggi. Berdasarkan pengamatan BPPTKG Senin (13/3/2023) dari pukul 00:00 hingga 06:00 WIB teramati guguran lava pijar terjadi sebanyak 30 kali dengan jarak luncur maksimum 1100 meter ke arah Barat Daya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sudah mencatat awan panas guguran Gunung Merapi sudah mencapai 60 kali hingga 13 Maret 2023 ini. Merapi sudah memuntahkan awan panas guguran sejak 11 Maret 2023 pada pukul 12.12 WIB.

"Sampai hari ini (sudah) 60 kali (awan panas guguran yang dikeluarkan Merapi)," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Senin (13/3/2023).

Awan panas guguran Merapi pada 11 Maret terjadi sebanyak 40 kali. Sedangkan, pada 12 Maret, Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 19 kali.

Pada 13 Maret ini, dilaporkan baru terjadi satu kali awan panas guguran, tepatnya hingga pukul 09.26 WIB. BPPTKG mencatat bahwa satu kali awan panas guguran pada 13 Maret ini terjadi pada pukul 05.23 WIB.

"Terjadi awan panas guguran pukul 05.23 WIB dengan jarak luncur 1.200 meter (1,2 kilometer) ke arah barat daya atau ke Kali Bebeng," ujar Agus.

Melihat aktivitas Gunung Merapi yang masih cukup tinggi, maka potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, dan Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," jelas Agus.

Untuk itu, masyarakat pun diminta agar tidak melakukan kegiatan atau beraktivitas apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement