Senin 13 Mar 2023 14:37 WIB

Musim Kemarau Diprediksi Lebih Kering, Ini Upaya Kesiapsiagaan BPBD DIY

Daerah yang diwaspadai terjadi kekeringan yakni Gunungkidul, Kulonprogo, dan Sleman.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Logo BPBD DIY.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Logo BPBD DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut sudah melakukan kesiapansiagaan untuk menghadapi musim kemarau 2023. Pasalnya, musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih kering dari tahun sebelumnya.

"50 persen kemungkinan musim kemarau lebih kering daripada tahun yang lalu," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto kepada Republika, Senin (13/3/2023).

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD di masing-masing kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau ini. Terutama terkait ketersediaan air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang kekurangan air bersih.

"Kami mengecek ketersediaan air, terutama droping air dari masing-masing kabupaten, terutama Gunungkidul yang paling banyak. Gunungkidul menyatakan siap (mendistribusikan air bersih), dan Dinsos DIY juga siap untuk dropping air apabila dibutuhkan," ujar Lilik.

Daerah yang diwaspadai kemungkinan terjadi kekeringan yakni di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo, dan Sleman. Saat musim kemarau, daerah-daerah tersebut yang rawan terjadi kekeringan.

"Tahun kemarin memang alhamdulillah rata-rata tidak ada kekeringan. Di Kulonprogo terutama di daerah utara yang di perbukitan, dan daerah Sleman terutama di daerah Prambanan, Kalasan, kemudian di Gunungkidul terutama di daerah timur Dlingo, itu yang rawan kekeringan," jelasnya.

Sebelumnya, BMKG memprediksi  musim kemarau di DIY akan terjadi mulai April dasarian II. Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, musim kemarau April dasarian II akan dimulai di beberapa wilayah di DIY.

"Meliputi sebagian kecil Kabupaten Sleman bagian barat, sebagian kecil Kabupaten Bantul bagian barat, dan Kabupaten Kulon Progo bagian timur," kata Reni akhir pekan kemarin.

Pada April dasarian III, musim kemarau di DIY akan terjadi di Kabupaten Kulon Progo bagian barat dan selatan. Sedangkan, pada Mei dasarian I, musim kemarau terjadi di Kabupaten Kulon Progo bagian utara, sebagian besar Kabupaten Sleman, dan sebagian besar Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul

"Dari delapan Zona Musim (ZOM) di DIY, dua ZOM (25 persen) diprakirakan akan mulai memasuki musim kemarau pada April 2023, dan enam ZOM (75 persen) pada Mei 2023," ujar Reni.

BMKG juga memperkirakan bahwa puncak musim kemarau 2023 di DIY berlangsung antara Juli hingga Agustus 2023. Yakni dengan rincian 1 ZOM (12,5 persen) pada Juli 2023, dan tujuh ZOM (87,5 persen) pada Agustus 2023.

"Panjang musim kemarau 2023 di DIY diprakirakan bervariasi antara 16-20 dasarian. Dengan perincian satu ZOM (12,5 persen) selama 16 dasarian, satu ZOM (12,5 persen) selama 17 dasarian, empat ZOM (50 persen) selama 18 dasarian, satu ZOM (12,5 persen) selama 19 dasarian, dan satu ZOM (12,5 persen) selama 20 dasarian," terang dia.

Untuk itu, Reni mengimbau agar pemerintah daerah maupun masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim kemarau 2023. Pasalnya, pihaknya memperkirakan bahwa musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement