REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Wakil komandan unit operasi Irak yang bekerja dengan koalisi anti-ekstremis internasional, Jenderal Qais al-Mohamadawi mengatakan, kelompok teroris ISIS masih memiliki hingga 500 anggota aktif di negaranya. Irak diketahui telah mendeklarasikan kemenangan melawan ISIS pada 2017.
“Menurut informasi dari badan intelijen, jumlah total anggota ISIS tidak melebihi 400 hingga 500 kombatan, di tiga atau empat provinsi,” kata al-Mohamadawi dalam konferensi pers, Ahad (12/3/2023), dikutip laman Arab News.
Kendati masih memiliki ratusan anggota, dia mengklaim ISIS sudah kehilangan kemampuannya untuk menarik atau merekrut anggota baru. Al-Mohamadawi menyinggung tentang operasi militer pada 26 Februari lalu yang menewaskan 22 anggota ISIS dan menghancurkan sebuah “kamp pelatihan” di provinsi Al-Anbar.
Bulan lalu, PBB menerbitkan laporan yang menyebut bahwa ISIS masih memiliki 5.000 hingga 7.000 anggota dan simpatisan di seluruh Irak serta Suriah. Kira-kira hampir separuh dari jumlah tersebut adalah kombatan. Menurut PBB, sel-sel ISIS di Irak beroperasi di daerah pegunungan pedesaan.
Sel-sel ISIS disebut memanfaatkan perbatasan Irak-Suriah yang keropos untuk menghindari operasi anti-teror serta membangun kembali basis mereka. Sementara di Suriah, sel-sel ISIS yang terdiri dari 15 hingga 30 orang, masih melanjutkan “taktik perang gerilya” melawan pasukan pemerintah, warga sipil, atau kelompok lain di negara tersebut.
Menurut laporan PBB, kekuatan ISIS sudah banyak tergerus oleh operasi kontra-terorisme yang berkelanjutan di Irak dan Suriah. PBB pun mengungkapkan bahwa cadangan kas ISIS semakin kempis, yakni antara 25 juta hingga 50 juta dolar AS. PBB mengatakan, ISIS berusaha melakukan pencucian uang dengan menginvestasikan kasnya di hotel-hotel dan proyek real estate. ISIS bahkan disebut terlibat dalam operasi pencurian ternak guna mengumpulkan dana.
Irak telah memproklamirkan kemenangannya atas ISIS pada Juli 2017. Kemenangan itu diumumkan setelah pasukan Irak dan koalisi Amerika Serikat (AS) berhasil memukul milisi ISIS di Mosul. Mosul merupakan benteng terbesar ISIS di Irak. Di kota itulah pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014.
Pada Oktober 2019, mantan presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian al-Baghdadi. Dia tewas saat AS menggelar operasi militer di barat laut Suriah, tepatnya di Barisha. Menurut Trump, pasukan AS membunuh sejumlah besar milisi ISIS dalam serangan tersebut.
Trump mengatakan al-Baghdadi terperangkap di sebuah terowongan buntu bersama tiga anaknya. Dia kemudian memutuskan meledakkan dirinya sendiri dengan bom rompi. Menurut Trump keberhasilan operasi di Barisha dapat tercapai berkat bantuan Rusia dan Irak. Dia mengucapkan terima kasih atas kerja sama kedua negara itu.
Kendati gembongnya, telah tewas ISIS masih tetap bergerilya di Suriah dan Irak. Pada Oktober 2021, AS mengucapkan selamat kepada Irak atas keberhasilannya menangkap Sami Jasim Muhammad al-Jauri. Dia adalah wakil pemimpin tertinggi ISIS yang telah terbunuh, Abu Bakar al-Baghdadi.