REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Rusia pada Ahad (12/3/2023) mengatakan bahwa negaranya tak dapat melakukan ekspor produk pertanian di bawah Inisiatif gandum via Laut Hitam karena terus diblokir oleh sanksi Barat. Kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina via Selat Istanbul akan berakhir pada 18 Maret nanti.
“Kami sangat menyadari pernyataan berbagai pihak, termasuk rezim Kiev, tentang perpanjangan Inisiatif Biji-bijian di Laut Hitam, yang masa berlakunya selanjutnya (120 hari) akan berakhir pada 18 Maret. Tidak ada pembicaraan yang dilakukan dalam hal ini, terutama dengan partisipasi perwakilan Rusia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Dalam pernyataan tertulisnya, Zakharova mengatakan posisi mereka terkait proposal dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang terdiri dari memorandum antara Rusia dan PBB untuk menormalkan ekspor pertanian nasional dan kesepakatan biji-bijian, “terkenal dan tetap utuh.”
Dia lebih lanjut mencatat bahwa pendekatan Moskow berasal dari perlunya perjanjian yang mulai berlaku setelah pembicaraan antara Turki, Rusia, Ukraina, dan PBB untuk dipenuhi guna mengatasi krisis pangan dan membantu negara-negara yang membutuhkan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
“Kami harus menyatakan bahwa sejauh ini, hanya sisi Ukraina yang telah diterapkan secara efektif. Ekspor pertanian Rusia terus diblokir oleh sanksi sepihak Barat,” tutur Zakharova.
Dia menambahkan bahwa putaran konsultasi lain antara delegasi Rusia dan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Sekretaris Jenderal Rebeca Grynspan dan Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, akan berlangsung di Jenewa, Swiss pada 13 Maret.
Pada Juli lalu, Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani kesepakatan di Istanbul untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.