Senin 13 Mar 2023 16:24 WIB

Pemkot Bogor Uji Sampel Unggas di Empat Pasar Antisipasi Flu Burung

Sampel unggas akan dibawa ke Balai Peternakan Subang.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nora Azizah
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mengambil sampel unggas empat pasar di Kota Bogor.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mengambil sampel unggas empat pasar di Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mengambil sampel unggas empat pasar di Kota Bogor. Sampel unggas ini akan dibawa ke Balai Peternakan Subang untuk dilihat apakah ada indikasi virus flu burung atau H5N1.

Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Bogor, Anizar, sampel unggas diambil dari tempat pemotongan, lantai, talenan, tempat pembuangan bulu, serta tempat penyimpanan daging. Sampel diambil dari empat pasar yakni Pasar Bogor, Pasar Gunung Batu, Pasar Jambu Dua, dan Pasar Sukasari.

Baca Juga

“Nanti sampel ini kita bawa ke Balai Peternakan Subang. Nanti mereka akan melihat, nanti (sampel) dikumpulin se-Jabodetabek dibawa ke Subang untuk melihat virus itu ada apa nggak,” kata Anizar kepada wartawan, Senin (13/3/2023).

Anizar menjelaskan, indikasi flu burung sendiri sudah masuk ke Indonesia. Dia berharap virus ini tidak menular ke manusia seperti pada tahun 2006.

Saat ini, kata dia, DKPP Kota Bogor berupaya untuk mencegah masuknya virus flu burung dengan melakukan disinfeksi, serta melakukan penyemprotan pada kandang unggas sejak Januari 2023. DKPP Kota Bogor juga membagikan desinfektan kepada para peternak.

“(Kalau ditemukan virus flu burung), kita musnahkan. Langsung dimusnahkan digali lubang, dan dibakar. Bisa sekandangnya (dimusnahkan),” jelasnya.

Sejauh ini, lanjut Anizar, di Kota Bogor belum terdeteksi adanya kasus flu burung. Dari informasi terakhir yang didapatnya, kasus flu burung ada di Kota Bogor terakhir kali pada 2010.

Kendati demikian, Anizar mengimbau para peternak untuk tetap rajin melakukan disinfeksi. Sebab, kandang yang kotor dan jorok tidak dipungkiri bisa terdapat virus.

“Jadi salah satu kelemahan virus ini bisa mati kena panas matahari, bisa karena detergen. Jadi kalau tidak ada disinfeksi bisa pakai air sabun semprot atau kena matahari,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement