Senin 13 Mar 2023 17:32 WIB

Indonesia Harap Pulihnya Hubungan Saudi-Iran Bisa Redakan Konflik Yaman

Perang yang berlangsung sejak 2014 membuat Yaman dilanda krisis kemanusiaan terburuk.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Orang yang terkena dampak konflik mendapatkan jatah makanan darurat di tengah kerawanan pangan, di provinsi Amran, Yaman, 08 Desember 2022 (diterbitkan 12 Desember 2022).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Orang yang terkena dampak konflik mendapatkan jatah makanan darurat di tengah kerawanan pangan, di provinsi Amran, Yaman, 08 Desember 2022 (diterbitkan 12 Desember 2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia berharap pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Yaman dapat membantu meredakan konflik Yaman. Perang yang sudah berlangsung sejak 2014 tersebut telah menyebabkan Yaman dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

“Dengan adanya restorasi hubungan diplomatik Iran dan Saudi, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal pada peredaan konflik di Yaman,” kata Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih saat diwawancara Republika, Senin (13/3/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, memang telah terjadi “perang kepentingan” di Yaman yang melibatkan Saudi dan Iran. Masing-masing pihak memiliki sekutunya sendiri-sendiri. “Sekarang mereka terjebak dalam perang yang berlarut-larut, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah, semuanya merasakan penderitaan. Dan yang paling menderita’ kan rakyat Yaman,” ucap Bagus.

Bagus menyebut, salah satu penderitaan yang dialami rakyat Yaman adalah sulitnya memperoleh bahan pokok dan obat-obatan. Akibatnya, masyarakat di sana mengalami malnutrisi. “Jadi mudah-mudahan, dengan adanya rekonsiliasi (Saudi-Iran) ini mempermudah peredaan ketegangan di Yaman dan juga mempercepat proses pembangunan Yaman agar memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakatnya,” katanya.