Senin 13 Mar 2023 18:25 WIB

Dalam 10 Tahun Terakhir, Investor Syariah Tumbuh Pesat

Dalam 10 tahun investor syariah tumbuh 22.891 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi pasar modal Indonesia. Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, investor syariah tumbuh pesat.
Foto: Republika/Prayogi.
Ilustrasi pasar modal Indonesia. Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, investor syariah tumbuh pesat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, investor syariah tumbuh pesat. Saat ini, Indonesia bahkan sudah percaya diri untuk memimpin pasar modal syariah di dunia.

"Dalam 10 tahun investor syariah tumbuh 22.891 persen," ujar Irwan dalam acara Edukasi Wartawan terkait Kinerja Pasar Modal Syariah di Gedung BEI Jakarta, Senin (13/3/2023).

Baca Juga

Ia memerinci, pada 2022, jumlah investor syariah yang aktif bertransaksi sebanyak 26 persen yakni 30.796 dari 117.942 investor yang terdaftar. Mayoritas merupakan investor ritel dan didominasi generasi muda.

Menurutnya, dengan keterlibatan generasi muda dalam pasar modal syariah mampu mendongkrak transaksi yang dilakukan investor saham syariah dari Rp 1,86 triliun pada 2018 menjadi Rp 10,1 triliun pada 2022.

“Dari 118 ribu investor, jumlah yang aktif sekitar 26 persen, tapi mereka mampu mendongkrak pertumbuhan yang signifikan. Kami berharap ke depannya bisa lebih meningkatkan partisipasi mereka dalam pasar modal syariah,” kata Irwan.

Tak main-main, pasar modal syariah Indonesia saat ini bahkan sudah cukup dipantau dunia dari kinerja bursa dan produk yang ditawarkan. Hal ini terbukti dengan pencapaian dalam empat tahun terakhir.

“Indonesia menjadi satu-satunya untuk pasar modal syariah di dunia yang mendapatkan penghargaan the Best Islamic Capital Market of the year. Padahal mungkin 10 tahun yang lalu Indonesia tidak dianggap,” ucap dia.

Bahkan, dalam dua tahun terakhir saham-saham baru yang tercatat di bursa, 80 persennya adalah syariah. Meskipun, Indonesia masih kalah dengan negara tetangga Malaysia.

“Jadi suka tidak suka pasar modal Indonesia mayoritasnya adalah saham syariah,” kata Irwan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement