Senin 13 Mar 2023 18:25 WIB

Susunan Kabinet Cina Fokus Perbaikan Ekonomi

Xi berupaya mengatasi kondisi negara yang bergulat dengan risiko keuangan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden China Xi Jinping memberikan suaranya selama sesi Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, Jumat (10/3/2023). Pemimpin China Xi Jinping dianugerahi masa jabatan lima tahun ketiga sebagai presiden pada hari Jumat , menempatkannya di jalur untuk tetap berkuasa seumur hidup pada saat tantangan ekonomi yang parah dan meningkatnya ketegangan dengan AS dan lainnya.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Presiden China Xi Jinping memberikan suaranya selama sesi Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, Jumat (10/3/2023). Pemimpin China Xi Jinping dianugerahi masa jabatan lima tahun ketiga sebagai presiden pada hari Jumat , menempatkannya di jalur untuk tetap berkuasa seumur hidup pada saat tantangan ekonomi yang parah dan meningkatnya ketegangan dengan AS dan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Legislatif utama Cina mengkonfirmasi susunan baru Dewan Negara atau Kabinet untuk masa kepemimpinan Xi Jinping di periode ketiga pada Ahad (12/3/2023). Beberapa pejabat di periode sebelumnya tergantikan dan ada pula yang tetap bertahan untuk mendukung perekonomian Cina

Kantor Berita pemerintah Cina Xinhua melaporkan, dalam Kongres Rakyat Nasional (NPC), anggota parlemen mendukung daftar dari pejabat yang akan mengisi jabatan wakil perdana menteri, anggota dewan negara bagian, menteri, gubernur bank sentral, auditor jenderal, dan sekretaris jenderal Dewan Negara. Mereka dicalonkan oleh Perdana Menteri Li Qiang yang juga baru dipilih.

Baca Juga

Ding Xuexiang, He Lifeng, Zhang Guoqing, dan Liu Guozhong dikukuhkan sebagai wakil perdana menteri. Sedangkan Zheng Shanjie dinominasikan untuk menggantikan He Lifeng sebagai ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.

Presiden Xi Jinping dikukuhkan kembali pada Jumat (10/3/2023). Usai pelantikan ini dia menandatangani perintah presiden untuk menunjuk wakil perdana menteri, anggota dewan negara, dan sekretaris jenderal Dewan Negara, yang kemudian berjanji setia pada konstitusi.

Hal menarik dari penetapan itu adalah keputusan NPC pun menyetujui penunjukan kembali Yi Gang dan Liu Kun untuk peran utama di Bank Sentral dan Kementerian Keuangan. Padahal keduanya telah melewati usia pensiun dan tidak lagi menjadi anggota elit Komite Sentral Partai Komunis.

Menurut Anadolu Agency, tindakan ini dinilai dengan sikap Xi dalam mengatasi kondisi negara yang bergulat dengan risiko keuangan yang membandel dan hambatan teknologi. Tim ini diharapkan untuk mengantarkan kemajuan penggunaan yuan, mata uang digital, dan sistem pembayaran internasional di luar negeri, di bawah payung keamanan pembangunan.

South China Morning Post melaporkan, Xi terus menunjukkan kekhawatiran besar tentang risiko keuangan. Pada konferensi kerja ekonomi pusat tertutup pada Desember tahun lalu, dia secara khusus menyebutkan risiko keuangan yang terkait dengan krisis pasar properti dan utang pemerintah.

Xi juga memperingatkan tentang risiko keuangan dalam pertemuan dengan penasihat politik yang menghadiri "dua sesi" minggu lalu. dalam kesempatan itu menyoroti ancaman "ledakan" dari korupsi dan pengawasan yang tidak memadai.

Selain itu, perekonomian Cina hanya tumbuh tiga persen tahun lalu, di antara kinerja yang terburuk dalam beberapa dekade. Selama sidang parlemen, akhirnya Beijing menetapkan target pertumbuhan sederhana untuk tahun ini hanya sekitar lima persen. Untuk mencapai target ini, Xi pun menunjuk Li sebagai perdana menteri baru.

Pria berusia 63 tahun ini merupakan sosok yang pragmatis dan ramah kepada dunia bisnis. Dia sebelumnya menjadi sebagai ketua partai dari kota terbesar Shanghai dan gubernur provinsi tetangga Zhejiang yang merupakan pusat bisnis kecil dan menengah.

Li pun nyatanya bergerak cepat. Dikutip dari CNN, dalam konferensi pers pertamanya sebagai pejabat nomor dua negara itu, Li berusaha untuk menghidupkan sektor swasta.

Sektor swasta ini menjadi kelompok yang menderita karena tindakan keras peraturan selama bertahun-tahun dan semakin khawatir dengan pendekatan Beijing yang semakin statis. “Selama beberapa waktu tahun lalu, ada beberapa diskusi dan komentar yang salah di masyarakat, yang membuat beberapa pengusaha swasta merasa khawatir,” kata Li pada Senin (13/3/2023).

Li menegaskan akan membuat titik awal yang baru dengan menciptakan lingkungan bisnis yang berorientasi pasar, legal, dan internasional. Pemerintah Cina akan mulai memperlakukan perusahaan dari semua jenis kepemilikan secara setara, melindungi hak milik perusahaan, dan hak serta kepentingan pengusaha.

Pemerintahan baru Xi, menurut Lin akan mempromosikan persaingan yang adil di antara berbagai badan usaha. Kali ini, Cina mendukung pengembangan dan pertumbuhan perusahaan swasta.

Sedangkan dari sisi politik, kepemimpinan Xi dalam periode ketiga tetap menempatkan diri untuk menghadapi Amerika Serikat (AS). Kondisi ini diperjelas oleh Li dengan menegaskan Cina akan tetap maju tidak berpengaruh faktor eksternal.

Tapi, Li mengatakan, Beijing tidak ingin bermusuhan dengan Washington, terutama dalam bidang ekonomi. “Ekonomi Cina dan AS saling diuntungkan dari pembangunan satu sama lain. Cina dan AS dapat dan harus bekerja sama, dan ada potensi besar untuk kerja sama Cina-AS," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement