REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono mengatakan bahwa hingga saat ini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) belum memutuskan sosok yang diusung sebagai calon presiden (capres). Saat ini, ketiga partai politik masih mengusulkan nama-nama yang berbeda.
Harapannya dalam forum pengambilan kesepakatan terkait capres, ketiga partai politik tersebut mengusulkan satu nama yang sama. Agar pengambilan keputusan dari KIB akan lebih mudah tercapai.
"Kita perdebatkan kembali (nama yang diusulkan sebagai capres). Setelah masing-masing itu membawa calon dan diharapkan yang dibawa calon itu sama ya, tentu ini menjadi keputusan politik yang bulat, yang mudah, waktunya lebih singkat," ujar Mardiono di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (13/3).
Ia sendiri tak mengungkapkan waktu pengambilan keputusan KIB terkait pasangan capres dan cawapres. Klaimnya, Partai Golkar, PAN, dan PPP tak ingin terburu-buru dalam memutuskan hal tersebut.
"Inilah yang ditunggu oleh umat dan rakyat Indonesia. Sekali lagi kami sangat berhati-hati untuk tidak terburu-buru, tapi ini tidak boleh lama lagi karena ini waktu tinggal enam bulan lagi," ujar Mardiono.
Kendati demikian, ia membantah bahwa KIB menunggu sikap dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ia juga menampik, KIB menunggu pengumuman capres dari partai berlambang kepada banteng itu.
"Kita tidak tergantung pada satu partai politik, tapi kita memang ingin berhati-hati dalam memutuskan hal terbaik untuk rakyat Indonesia. Jadi kami secara intens selalu mendiskusikan dengan tokoh-tokoh yang kita anggap sebagai tokoh yang layak untuk memimpin Indonesia," ujar Mardiono.
Adapun saat ini, KIB terbuka dengan bergabungnya partai politik lain. Menjadi salah satu tugas PPP untuk mengajak partai lain bergabung bersama kerja sama politik antara PPP, Partai Golkar, dan PAN.
Ia mengatakan, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto kerap melontarkan terbentuknya KIB "plus-plus". Salah satunya dengan mengajak PBB yang juga merupakan irisan dari partai berlambang Ka'bah itu.
"Termasuk (mengajak Partai) Bulan Bintang tentunya, yang sering disebut Ketua umum golkar disebutkan koalisi KIB plus plus. Ini kita masih terbuka masih menunggu jadi kemungkinan itu bisa saja, tidak tertutup," ujar Mardiono.