Senin 13 Mar 2023 19:41 WIB

Normalisasi Iran dan Arab Saudi Tegaskan Posisi Amerika Serikat ke Dunia Islam?   

Normalisasi Arab Saudi dan Iran membuka harapan untuk dunia Islam

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.
Foto: Luo Xiaoguang/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pakar Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Muhyiddin Junaidi, menjelaskan kesempatan Muslim dan dampak yang muncul dari normalisasi hubungan Arab Saudi dan Iran. 

Kiai Muhyiddin juga mengingatkan umat Islam di seluruh dunia bahwa dalam sejarahnya Amerika, Inggris, dan sekutu-sekutunya tidak pernah berpihak kepada Islam Sunni maupun Syiah.

Baca Juga

Kiai Muhyiddin mengatakan, normalisasi hubungan Arab Saudi dan Iran sebuah langkah progresif dan sangat bagus bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah. 

Hal ini karena dengan sendirinya normalisasi hubungan Arab Saudi dan Iran telah menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemain utama di dunia bukan hanya Amerika Serikat (AS) tetapi juga China. 

"China dengan silent diplomacy (diplomasi diam-diam) bisa meyakinkan Iran dan Arab Saudi untuk duduk bersama-sama dan menciptakan perdamaian di kawasan," kata Kiai Muhyiddin saat diwawancarai Republika.co.id, Senin (13/3/2023). 

Kiai Muhyiddin menyampaikan bahwa normalisasi hubungan Arab Saudi dan Iran harus diapresiasi oleh umat Islam di dunia terutama Liga Arab dan organisasi konvensi internasional. Karena secara tidak langsung normalisasi tersebut akan menciptakan semangat baru untuk menjaga kawasan dari gangguan negara-negara adidaya baik dari kiri maupun kanan. 

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

Dewan Pakar LHKI Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menegaskan, umat Islam saatnya tidak lagi mudah diobok-obok negara adidaya seperti Amerika yang sangat pro rezim Zionis Israel. 

"Maka kita tidak lagi tergantung kepada Amerika tetapi harus mampu menunjukkan jati diri kita bahwa kita mampu," ujar Kiai Muhyiddin. 

Menurutnya, menyambut normalisasi Arab Saudi dan Iran, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) perlu segera melakukan pertemuan. Publik bertanya kenapa sejak berdiri 1969, peran OKI semakin dikerdilkan. Maka sekarang adalah momentum bagi OKI untuk menekan Yahudi Israel. 

"Agar secepatnya (Israel) mengakui keputusan (perjanjian) Oslo tentang solusi dua negara dan mengakui kemerdekaan bangsa Palestina dan sekaligus kita mendorong OKI untuk lebih berperan lagi agar Masjid Al Aqsa berada di bawah kendali OKI," jelas Kiai Muhyiddin.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement