REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk memperbanyak mengingat kematian. Sebab ada segudang keutamaan dari memperbanyak mengingat kematian.
Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji, al-Andalusi, al-Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurtubi dalam kitab at-Tadzkirah menukil sejumlah hadits Nabi Muhammad SAW yang menerangkan tentang fadhilahnya memperbanyak mengingat mati.
Dalam at-Tadzkirah hadits-hadits ini ada pada Babu Dzikril Mauti Wa Fadhlihi Wal Isti'dadi Lahu (Bab tentang mengingat kematian dan fadilah mengingat kematian dan persiapan menghadapi kematian).
1. Menyelamatkan diri agar tidak terbuai kenikmatan dunia yang sesaat
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ أكثروا ذكر هاذم اللذات يعني الموت أخرجه ابن ماجه والترمذي أيضا
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (dunia) yakni kematian. (HR an-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu Majah)
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ : أكثروا من ذكر هادم اللذات، قلنا: يا رسول الله وما هادم اللذات ؟ قال: الموت
Dari Malik bin Anas dari Yahya bin Sa'id bin al Musayyib dari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, beliau berkata, ”Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah dari mengingat pemutus kelezatan (dunia).” Kami bertanya, “Ya Rasulullah apakah pemutus kelezatan (dunia) itu?” Rasulullah menjawab, “Kematian.”
Dari dua hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak-banyak mengingat kematian membuat seseorang tidak akan terlena oleh kehidupan dunia yang hanya sesaat. Orang yang sering mengingat kematian tidak akan diperbudak oleh gemerlapnya dunia.
Dia mengambil dunia secukupnya dan digunakan sebagai bekal di akhirat. Dengan begitu orang yang sering mengingat kematian akan terhindar dari menumpuk-numpuk harta, sombong karena pangkat dan jabatan dan lainnya yang semuanya merupakan kelezatan dunia yang sifatnya fatamorgana.
Baca juga: Arab Saudi-Iran Sepakat Damai Diprakarsai China, Ini Reaksi Amerika Hingga Negara Arab
2.Beruntung di dunia dan di akhirat
عن ابن عمر رضي الله عنه أنه قال : كنت جالسا مع رسول الله ﷺ فجاء رجل من الأنصار فسلم على النبي ﷺ فقال : يا رسول الله أي المؤمنين أفضل ؟ قال: أحسنهم خلقا، قال: فأي المؤمنين أكيس؟ قال : أكثرهم للموت ذكرا، وأحسنهم لما بعده استعدادا، أولئك الأكياس. خرجه مالك أيضا
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Ketika aku duduk bersama Rasulullah SAW, datang seorang lelaki Anshar mengucap salam atas Nabi SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah siapa orang mukmin yang paling utama?” Rasulullah SAW menjawab, “Yang paling bagus dari kalian akhlaknya. Lelaki itu bertanya lagi, “Siapa orang mukmin yang paling beruntung?” Rasul menjawab, “Yang paling banyak dari kalian mengingat kematian, dan paling baik mempersiapkan bekal untuk sesudah kematian, itulah yang beruntung.” (HR Ibnu Majah dan Imam Malik).