REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyampaikan, kawasan wisata pemandian air panas maupun pemandangan alam kawah Gunung Galunggung dinyatakan masih aman dikunjungi wisatawan. Pasalnya, karena jauh dari lokasi aktivitas longsor di gunung itu.
"Untuk wisatawan diperbolehkan masuk hanya sampai bibir kawah saja," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna di Tasikmalaya, Senin (13/3/2023).
Ia mengatakan, longsoran tebing di Gunung Galunggung terjadi Sabtu (11/3/2023) malam, yang lokasinya jauh dari pemukiman warga maupun objek wisata di daerah itu. Meski aman, masyarakat tetap harus waspada, dan tidak mendekati daerah longsoran apalagi sampai turun ke kawah karena berbahaya.
"Masih aman, tapi tetap dengan kewaspadaan, imbauan kami agar dapat mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG, tidak untuk turun ke kawah dikarenakan potensi bencana sangat tinggi," katanya.
Manager Site Priangan pada Perhutani Tasikmalaya sebagai pengelola Gunung Galunggung, Sumarsono mengatakan, objek wisata tetap dibuka untuk umum karena longsor tebing berada jauh dari kawasan wisata. "Longsoran itu memang jauh dari tempat kunjungan wisatawan sekitar 1 sampai 1,5 km, batu (besar) saja kelihatan kecil," katanya.
Ia mengungkapkan, longsoran tebing tersebut sudah terjadi sejak 2017, sejak kejadian itu justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk melihat penampakan longsoran. Bahkan, lanjut dia, banyak wisatawan yang sengaja datang untuk melihat tebing longsor, dan berswafoto dengan latar belakang longsoran tanah tebing.
"Prinsipnya kunjungan ke tempat wisata, aman," kata Sumarsono.
Berdasarkan laporan dari Pos Gunung Api Galunggung pada Senin 13 Maret 2023 bahwa setelah terjadinya longsor tebing tidak ada peningkatan aktivitas gempa, dan status Gunung Galunggung masih normal. Meski begitu, terpantau dari visual CCTV masih terlihat material longsoran tebing yang turun ke kawah.