REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melakukan langkah pengendalian penyakit pada ternak. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya persebaran kasus flu burung atau H5N1 di wilayahnya.
Flu burung menjangkiti unggas secara umum seperti ayam, itik, burung, lalu bisa menular ke manusia karena masuk kategori zoonosis. "Ini merupakan reemerging diseases sebab sudah pernah masuk ke Indonesia dan muncul kembali," ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi, di Bandar Lampung, Senin (13/3/2023).
Dia mengatakan, untuk mencegah persebaran flu burung, maka telah dilakukan upaya penanganan terhadap ternak, agar tidak menular ke manusia. "Kalau untuk di Lampung secara khusus belum menemukan kasus pada manusia, baru ditemukan di unggas. Dan telah melakukan pengendalian terhadap penyakit melalui vaksinasi flu burung terhadap unggas," kata dia.
Dia melanjutkan, langkah lain yang dilakukan untuk mengantisipasi persebaran Highly Pathogenic Avian Virus (HPAI) H5N1 clade 2.3.4.4b dan 2.3.2.1c yaitu dengan menjaga kebersihan kandang. "Cara yang paling baik ketika menemukan unggas yang mati mendadak, maka pemusnahan secara selektif akan lebih efektif. Atau bisa juga unggas yang terindikasi terkena flu burung dipisahkan agar tidak menular," katanya.
Ia menjelaskan, berdasarkan data surveilans di Lampung telah muncul kasus flu burung pada ternak pada 19 Januari lalu di Kota Metro. "Dari hasil pemeriksaan ternyata positif, ini terjadi di bebek peking sebanyak 20 ekor yang mati dari total populasi 60 ekor bebek, namun ini sudah dikendalikan agar tidak terjadi perluasan kasus," jelasnya.
Menurut dia peternak unggas diharapkan untuk menjaga terus kebersihan kandang dengan menerapkan biosecurity. "Peternak diharapkan terus menerapkan biosecurity dan kebersihan kandang untuk mencegah penularan flu burung," kata dia.