REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Koo, aplikasi media sosial asal India yang disebut-sebut sebagai pesaing Twitter, telah mengintegrasikan platform dengan ChatGPT dari OpenAI. Tujuannya untuk membantu pengguna membuat postingan dengan lebih mudah, menurut salah satu pendiri perusahaan kepada Reuters, dikutip dari Indian Express, Selasa (14/3/2023).
ChatGPT adalah chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat membuat prosa sebagai tanggapan atas permintaan pengguna. Kehadirannya telah memicu perhatian di industri teknologi AI generatif.
Menurut Mayank Bidawatka, salah satu pendiri Koo, pengguna Koo dapat menggunakan ChatGPT langsung di dalam aplikasi. Hal ini untuk membantu mereka membuat draf postingan tentang peristiwa terkini, politik, atau budaya pop. Selain itu, akan membantu pembuat konten mendapatkan inspirasi untuk karya yang akan mereka buat. “Mereka dapat meminta (ChatGPT) untuk berita yang sedang tren di wilayah mereka dan kemudian menuliskan pemikiran mereka,” kata Bidawatka.
Bulan lalu, raksasa teknologi Microsoft dan Google Alphabet, masing-masing mengumumkan peluncuran chatbot AI generatif mereka sendiri. Chatbot itu dapat mensintesis informasi di seluruh web sebagai tanggapan atas pencarian.
Snap Inc, yang memiliki aplikasi perpesanan foto Snapchat, juga memperkenalkan chatbot yang dilatih untuk memiliki nada yang menyenangkan dan ramah.
Sementara itu, Bidawatka mengatakan Koo akan menjadi platform pertama yang mengintegrasikan teknologi ke dalam kemampuan menulis postingan. Pengguna dapat mengetik permintaan mereka ke alat ChatGPT atau menggunakan fitur perintah suara Koo.
Sekitar 20 persen pengguna Koo, secara aktif membuat konten di aplikasi, dan integrasi ChatGPT dapat membantu meningkatkan angka tersebut. Fitur ini akan diluncurkan pertama kali ke akun terverifikasi di Koo dan akhirnya tersedia untuk semua pengguna.
Dalam demo kepada Reuters, alat tersebut menyusun postingan menggunakan kutipan dari Albert Einstein dan menyertakan tiga tagar terkait. Koo juga akan mengeksplorasi penambahan label untuk menunjukkan bahwa sebuah postingan dibuat dengan bantuan ChatGPT. “Saya pikir orang harus tahu jika konten dihasilkan oleh AI,” kata Bidawatka.