REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan dokter junior di Inggris gelar mogok massal selama tiga hari. Aksi yang diperkirakan mengganggu perawatan pasien ini sebagai bentuk protes atas upah kerja yang menurut mereka lebih rendah dibandingkan barista.
Mogok ini merupakan aksi protes terbaru staf Layanan Kesehatan Nasional atau National Health Service (NHS) Inggris. Setelah perawat, paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya menuntut kenaikan upah yang disesuaikan dengan inflasi yang menyentuh angka dua digit.
Direktur Medis NHS Stephen Powis mengatakan, NHS akan memprioritaskan layanan darurat selama mogok digelar. Aksi ini diperkirakan akan berdampak pada pasien rawat jalan, operasi dan beberapa perawatan kanker darurat.
"Ini tampaknya menjadi aksi industri paling menganggu sepanjang musim dingin," kata Powis di stasiun radio Times Radio, Senin (13/3/2023). "Ini akan menjadi tiga hari yang sulit dan akan cukup menantang," tambahnya.
Dokter junior di Inggris dikualifikasi sebagai dokter dengan pengalaman beberapa tahun. Serikat Asosasi Medis Inggris (BMA) mengatakan, gaji awal dokter junior bisa serendah 14,09 poundsterling per jam atau sekitar Rp 263 ribu dengan kurs Rp 18.701 per poundsterling. Satu pound lebih rendah dari gaji barista berpengalaman di jaringan kopi Pret A Manger.
Pada 2019, dokter junior Inggris sepakat kenaikan tahunan dua persen dalam kesepakatan empat tahun. Tapi menurut mereka angka itu tidak lagi cukup dengan inflasi yang lebih tinggi.
Bulan lalu sekitar 98 persen atau sekitar 37 ribu orang memilih setuju dalam pemungutan suara mengenai kenaikan upah di BMA. Ketua dewan Komite Dokter Junior BMA Robert Laurenson mengatakan selama 15 tahun terakhir mereka mengalami pemotongan gaji karena pembekuaan sektor publik pegawai negeri.
"Kami hanya ingin gaji dikembalikan, dan tampaknya sekitar 19 poundsterling per jam," kata saat mengantri piket di London.
Perdana Menteri Rishi Sunak ditekan membantu mengakhiri mogok kerja tenaga medis, salah satu penghalang untuk menyelesaikan prioritas utamanya yakni menghilangkan daftar tunggu yang panjang. Menteri Kesehatan Steve Barclay mengundang BMF untuk pertemuan resmi membahas upah.
"Kami siap untuk berdiskusi, dan meminta mereka untuk datang dan terlibat dengan kami, saya kira permintaan kenaikan 35 persen tidak bisa terpenuhi," katanya.