Selasa 14 Mar 2023 10:57 WIB

Anak Pedangdut Diduga Edarkan Narkoba, Mengapa Remaja Mudah Terpengaruh?

Masa remaja memang menjadi fase yang menantang.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Narkoba. Anak pedangdut Lilis Kurnia yang masih berusia 15 tahun, inisial RD, ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Purwakarta.
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Narkoba. Anak pedangdut Lilis Kurnia yang masih berusia 15 tahun, inisial RD, ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Purwakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak pedangdut Lilis Kurnia yang masih berusia 15 tahun, inisial RD, ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Purwakarta. RD yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) itu diduga terlibat dalam kasus peredaran narkoba.

Hal ini tentu mengejutkan karena di usianya yang masih remaja, RD telah menjadi pengedar narkoba dan harus berhadapan dengan hukum. Lantas mengapa itu bisa terjadi?

Baca Juga

Masa remaja memang menjadi fase yang menantang. Begitu remaja memasuki sekolah menengah, mereka biasanya mulai menghadapi tekanan untuk mempertahankan nilai yang baik di sekolah, mengikuti ekstrakurikuler, memiliki kehidupan sosial yang baik, hingga menemukan jati diri.

Selain itu, tidak jarang remaja menghadapi ejekan atau rundungan dari teman sebaya, mengalami tekanan yang sangat besar dari orang tua atau tenaga pendidik, dan juga mulai berurusan dengan masalah kesehatan mental. Dilansir dari Sandstone Care, Selasa (14/3/2023) berikut beberapa alasan umum mengapa remaja mulai bereksperimen dengan narkoba atau alkohol.

Tekanan teman sebaya

National Institute on Drug Abuse di AS melakukan melakukan survei pada tahun 2016 dan menemukan bahwa 1,9 juta remaja berusia 12-17 tahun telah menggunakan obat-obatan terlarang dalam waktu 30 hari setelah survey. Mayoritas dari remaja ini melaporkan bahwa mereka diberikan obat-obatan terlarang atau alkohol oleh teman sebaya.

Remaja ingin diterima dan menyesuaikan diri. Ketika sahabat mereka menawarkan narkoba atau alkohol, kecil kemungkinan mereka akan menolaknya.

Pelarian

Tidak jarang gejala kesehatan mental mulai muncul pada masa remaja. Untuk mengatasi gejala depresi, kecemasan, atau gangguan kesehatan mental lainnya, remaja sering kali mulai menggunakan obat-obatan atau alkohol sebagai pelarian, meminimalkan gejala, atau untuk menghilangkan rasa sakit.

Meningkatkan kepercayaan diri dan energi

Dengan banyaknya tekanan yang berkaitan dengan akademis dan kegiatan ekstrakurikuler, remaja mungkin mulai menggunakan obat-obatan atau stimulan peningkat kinerja untuk memenuhi harapan orang tua, guru, atau pelatih mereka.

Eksperimen

Anak-anak secara alami memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan anak-anak tumbuh menjadi remaja. Tidak jarang remaja mencari narkoba atau alkohol hanya untuk mengetahui seperti bagaimana sensasi mabuk setelah mengonsumsi narkoba atau alkohol.

Ingin terlihat dewasa

Remaja ingin merasa dewasa, dan tidak mengherankan jika mereka melakukannya. Gagasan untuk menjadi orang dewasa adalah sesuatu yang baru dan menarik, dan bisa minum alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang juga merupakan hal yang menarik bagi banyak remaja.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement