Selasa 14 Mar 2023 12:36 WIB

Kemenag Sulawesi Barat Kerahkan Penyuluh Agama Cegah Stunting

Stunting banyak terjadi di rentang usia enam sampai 24 bulan atau 1.000 HPK.

Red: Erdy Nasrul
Upaya mencegah stunting.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Upaya mencegah stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengerahkan penyuluh agama untuk mencegah pernikahan dini dalam rangka mencegah stunting.

Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, Syafruddin Baderung di Mamuju, Senin(13/3) mengatakan, penyuluh agama di seluruh wilayah Sulbar, akan melakukan pencegahan stunting melalui bimbingan perkawinan calon pengantin.

Baca Juga

Ia mengatakan, sebelum terjadi stunting harus sejak dini dilakukan dan setiap calon pengantin akan diberikan pemahaman dan materi tentang stunting dan gizi bagi anak.

"Kemenag akan terus mencegah pernikahan dini agar tidak terjadi, selain penyuluh, penghulu perkawinan juga akan dilibatkan dalam pencegahan pernikahan anak usia dini dan pencegahan stunting," katanya.

Kemenag Sulbar juga akan melibatkan tokoh agama dalam menurunkan angka stunting.

Selain itu Kemenag Sulbar bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setempat, untuk menurunkan angka stunting di provinsi itu.

BKKBN dan Kemenag Sulbar telah melakukan rapat kerja daerah untuk program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana dengan tema "Bangga Kencana".

Menurut dia, rapat kerja tersebut untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulbar pada 2023.

"Dengan kegiatan tersebut, diharapkan terjadi sinergi agar mampu memecahkan persoalan dan menurunkan angka stunting yang ada di provinsi ini," katanya.

Tokoh agama dan tokoh masyarakat akan dilibatkan dalam pelaksanaan intervensi stunting di lapangan agar dapat ditekan.

"Rencana kerja penurunan stunting diharapkan, dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten, kecamatan dan desa melalui intervensi," ujarnya.

Ia berharap pelaksanaan penurunan stunting dapat tepat sasaran.

"Stunting di Sulbar mencapai 33,8 persen atau sebanyak 479.699 anak berdasarkan hasil studi status gizi (SDGI).

Menurut dia, kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulbar adalah Kabupaten Polman mencapai 36 persen, disusul Kabupaten Majene mencapai 35,7 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement